Beranda Gaya Hidup 12 Hal yang Meningkatkan Risiko Kerusakan Kulit akibat Sinar Matahari

12 Hal yang Meningkatkan Risiko Kerusakan Kulit akibat Sinar Matahari

1220

KUBUS.ID — Melewatkan pemakaian tabir surya bukan satu-satunya hal yang terkait dengan kerusakan kulit akibat sinar matahari. Produk perawatan kulit, obat-obatan, makanan tertentu, dan bahkan parfum dapat meningkatkan risiko tersebut.

Pada dasarnya, sinar matahari yang terik saja sudah cukup untuk menimbulkan kerusakan pada kulit. Namun, bila dikombinasikan dengan obat-obatan, produk, atau kebiasaan sehari-hari tertentu, risiko kerusakan akibat sinar matahari bisa meroket. 

Jadi apa saja yang bisa menambah risiko kerusakan kulit akibat papara cahaya matahari?

1. Produk perawatan kulit tertentu

Banyak produk anti penuaan dan jerawat bekerja dengan cara menipiskan lapisan luar kulit atau mengatur produksi melanin, pigmen alami yang bertindak sebagai penghalang terhadap sinar matahari, kata Alok Vij, MD, dokter kulit di Cleveland Clinic. 

Jika kulit makin tipis atau melanin berkurang, sinar matahari akan menembus kulit lebih dalam sehingga menimbulkan kerusakan lebih besar. Perhatikan labelnya: Jika kau memakai produk yang mengandung retinol atau vitamin A, asam glikolat atau salisilat, atau hidrokuinon, kulitmu mungkin lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari.

Jika matahari bersinar terik, carilah tempat berteduh, mengoleskan tabir surya, dan mengenakan pakaian pelindung serta topi

2. Parfum 

Percaya atau tidak, wewangian tertentu bisa membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Parfum beraroma lavender, cedar, rosemary, bergamot, dan cendana sering kali mengandung bahan kimia yang menyebabkan kepekaan, kata Sonia Batra, MD, dokter kulit bersertifikat dan salah satu pembawa acara The Doctors. 

Jika aroma ini terkena sinar matahari, dapat menyebabkan iritasi kulit dan hiperpigmentasi inflamasi, katanya.

3. Obat tertentu

“Obat oral tertentu untuk jerawat, seperti isotretinoin, dapat meningkatkan risiko terbakar sinar matahari,” kata Dr. Batra. 

Selain itu, beberapa antidepresan, antihistamin, antibiotik, antijamur, dan antiinflamasi diketahui menyebabkan peningkatan fotosensitifitas. 

Pastikan untuk bertanya kepada dokter apakah obat-obatan yang kamu pakai mengharuskanmu melakukan tindakan pencegahan tambahan terhadap paparan sinar matahari untuk mencegah kerusakan akibat sinar matahari.

4. Kaca mobil atau ruangan

Kita tidak perlu berbaring di bawah sinar matahari untuk terkena kerusakan kulit akibat cahayanya. Ada dua jenis sinar ultra violet —UVB dan UVA— dan meskipun UVB terhalang oleh kaca jendela, UVA dapat menembus kaca dan masuk lebih dalam ke dalam kulit, jelas Dr. Alexis. 

Tabir surya setiap hari sangat penting terutama jika kamu menghabiskan banyak waktu di dalam mobil atau duduk di dekat jendela saat bekerja.

5. Pola makan

Kekurangan niasin (vitamin B3) dikaitkan dengan peningkatan kepekaan terhadap sinar matahari, kata Dr. Alexis. Daging, jamur, kacang tanah, dan biji-bijian sangat tinggi kandungan niasin-nya.

Di sisi lain, makanan seperti jeruk nipis, seledri, dan peterseli mengandung senyawa fotosensitisasi yang dapat menyebabkan reaksi seperti terbakar sinar matahari, tambahnya.

6. Sistem kekebalan tubuh yang terganggu

Kondisi atau perawatan yang menekan sistem kekebalan tubuh menempatkan kita pada peningkatan risiko kanker kulit dan kerusakan akibat sinar matahari, kata Andrew Alexis, MD, ketua dermatologi di Mount Sinai West dan Mount Sinai St. Luke’s di New York City.

“Contohnya termasuk terapi imunosupresif untuk mengobati lupus parah, psoriasis, atau kondisi reumatologis, kemoterapi, atau HIV yang tidak terkontrol dengan baik,” katanya.

7. Salah memahami cuaca

Kita masih bisa terkena kerusakan akibat sinar matahari pada hari yang sejuk atau bahkan berawan. “Pada hari berawan kita cenderung tidak menggunakan tabir surya, padahal hingga 80 persen sinar UV matahari masih dapat menembus awan,” kata Dr. Batra. 

Terlepas dari suhunya, hindari sinar matahari pada jam sibuk saat sinar matahari paling kuat (antara jam 11 pagi dan 3 sore) dan gunakan tabir surya setiap hari, meskipun saat itu mendung.

8. Tidak mengoleskan kembali tabir surya

Kita harus selalu mengoleskan kembali tabir surya setelah berenang atau berkeringat, dan setiap dua jam sekali. “Gunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi dan oleskan cukup untuk menutupi seluruh tubuh,” kata Dr. Vij. 

9. Terlambat mengoleskan tabir surya

Waktu pemakaian adalah kunci untuk mendapatkan hasil maksimal dari tabir surya. Oleskan setidaknya 30 menit sebelum keluar rumah, agar tabir surya memiliki waktu untuk meresap ke dalam kulit. Kita juga bisa mengenakan pakaian pelindung sinar matahari untuk perlindungan ekstra. 

10. Tidak memakai kacamata hitam

Mata juga bisa rusak akibat sinar matahari, terutama saat berada di kolam renang atau pantai. “Cahaya yang menyilaukan dari air menggandakan jumlah paparan ke mata kita,” kata Dr. Vij. Kacamata UV terpolarisasi adalah pilihan terbaik, tambahnya.

11. Melewatkan perlindungan bibir 

“Kulit tipis di bibir mudah terbakar sinar matahari dan sangat rentan terhadap garis bibir dan kerutan,” kata Dr. Batra. Oleskan lip balm yang mengandung SPF. 

12. Melakukan eksfoliasi di pagi hari

“Pengelupasan kulit akan menghilangkan permukaan sel kulit mati yang memberikan pelindung bagi kulit yang lebih rentan di bawahnya,” kata Dr. Batra.  “Jika akan melakukan eksfoliasi, lakukan di malam hari dan pastikan untuk menggunakan tabir surya di pagi hari.”

Sumber : kompas.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini