KUBUS.ID – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Kesehatan terus melakukan pemantauan penyebab orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, pada tahun 2025 mulai Januari hingga Agustus, terdata sebanyak 3.531 orang dengan gangguan jiwa.
Dari data tersebut, Kecamatan Semen terbanyak dengan jumlah 173 orang. Urutan kedua Kecamatan Ngasem dengan jumlah 159 orang, dan urutan ketiga Kecamatan Grogol dengan jumlah 157 orang. Mengacu data tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri selalu melakukan sceerning ditingkat masyarakat, satuan kerja dan juga sekolah. Hasilnya ada beberapa orang yang terindikasi mengalami tingkat stres.
Kabid pencegahan dan pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr Bambang Triyono mengatakan, Dinas Kesehatan terus memacu aktifitas Puskesmas dan Posyandu, untuk melakukan deteksi awal. Selain itu di 37 puskesmas telah ada posyandu jiwa, yang berfungsi untuk mendeteksi awal gangguan jiwa, dan juga mendekatkan pelayanan pada masyarakat yang mengalami gangguan jiwa.
“Kami telah menyiapkan posyandu jiwa yang ada di 37 puskesmas diwilayah Kabupaten Kediri. Sehingga, dengan adanya deteksi awal ini, bisa menekan angka ODGJ di Kabupaten Kediri,” Kata dr Bambang, Kamis (28/8/2025).
dr Bambang menambahkan, Posyandu jiwa yang ada di setiap puskesmas diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk konseling. Dengan hadir di puskesmas para ODGJ akan mendapatkan pengobatan yang intensif. Namun jika ODGJ tidak berkunjung ke puskesmas maka Dinas Kesehatan yang melakukan kunjungan kerumah.
“Kami sudah menyediakan tempat konseling dan pengobatan di setiap puskesmas. Namun jika yang bersangkutan tidak hadir, maka kami yang akan berkunjung kerumah,” Jelasnya.
Pengobatan orang dengan gangguan jiwa ini tidak hanya dengan obat, tetapi juga Support system atau Dukungan keluarga dan lingkungan. Kemudian, para ODGJ harus Produktif, atau tidak menganggur dan harus ada kegiatan Dinas Kesehatan, telah memberikan pelatihan-pelatihan pada Para ODGJ.
Lanjut dr Bambang, Kebanyakan timbulnya gangguan jiwa yakni karena genetik, dan kedua karena pengaruh lingkungan. Dinas kesehatan selalu melakukan deteksi dini pada masyarakat yang diindikasikan memiliki bibit-bibit gangguan jiwa seperti susah tidur, resah, sedih, bahkan nekat bunuh diri.(atc/rif)