KUBUS.ID – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kediri, KH Abu Bakar bin Abdul Djalil atau yang akrab disapa Gus Ab, menyuarakan keprihatinannya terhadap maraknya tren living together atau tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan yang semakin menjamur di kalangan remaja. Fenomena ini dinilai sebagai pelanggaran nilai agama dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
“Living together tanpa ikatan pernikahan adalah pelanggaran. Ini tidak boleh terjadi dan harus menjadi perhatian serius semua pihak,” tegasnya.
Menurut Gus Ab, tren ini disebabkan karena pengaruh media sosial dan lingkungan yang semakin permisif. Ia juga menyoroti kurangnya kontrol dari orang tua serta minimnya kepedulian lingkungan sekitar terhadap pergaulan remaja.
“Bisa jadi orang tua terlalu sibuk, sehingga anak-anak kurang pengawasan dan akhirnya mencari pelarian di luar rumah. Ini tanggung jawab kita bersama, bukan hanya keluarga, tapi juga RT, RW, hingga pemerintah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peran agama tetap menjadi fondasi utama dalam membangun karakter remaja. Oleh karena itu, pendidikan keagamaan dan moral perlu ditekankan kembali, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Gus Ab juga mendorong pemerintah, khususnya aparat seperti Satpol PP, untuk mengambil peran aktif dalam mengatasi fenomena ini.
“Pemerintah harus segera mengeluarkan regulasi atau kebijakan yang tegas. Satpol PP juga harus dilibatkan untuk mengawasi dan menindak jika ditemukan praktik seperti itu,” kata Gus Ab.
Tak hanya itu, ia juga mengajak masyarakat untuk melakukan tindakan preventif. Lingkungan harus lebih peka. Menurutnya, kalau ada anak muda yang tinggal bersama tanpa ikatan, harus dilakukan pengecekan dan pembinaan. Jangan dibiarkan, karena bisa merusak generasi mendatang.
Gus Ab menegaskan bahwa dengan pemahaman agama yang utuh dan kolaborasi kuat dari semua pihak, fenomena negatif seperti ini bisa ditekan. Ia pun mengajak semua elemen masyarakat untuk kembali kepada nilai-nilai moral dan agama sebagai pedoman hidup.(slv)