KUBUS.ID – Beberapa pekan terakhir, sejumlah pengendara di Kediri, Bojonegoro, hingga Surabaya dibuat resah. Usai mengisi bahan bakar di SPBU, mesin kendaraan mereka tiba-tiba “brebet”, kehilangan tenaga, bahkan sebagian mogok total. Kasus serupa dilaporkan di berbagai kota lain. Dugaan pun mengarah pada kualitas bahan bakar yang tidak konsisten akibat distribusi dan penyimpanan yang buruk.
Kasus ini seolah menjadi alarm keras: betapa rapuhnya ketergantungan masyarakat pada bahan bakar fosil. Sekali rantai distribusi terganggu, mobilitas nasional pun tersendat. Dalam konteks inilah, pergeseran menuju kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis.
Fosil yang Rapuh dan Krisis Mobilitas
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, sekitar 11 juta mobil konvensional di Indonesia menghasilkan lebih dari 35 juta ton emisi karbon per tahun. Angka itu menyumbang 70–80% polusi udara di kota-kota besar. Dampaknya tak hanya pada kualitas udara, tapi juga pada biaya kesehatan publik dan ketahanan energi nasional.
Ketika rantai pasok BBM terganggu, mesin-mesin “brebet” itu menjadi simbol nyata: ketergantungan kita pada energi fosil adalah bentuk kerentanan ekonomi dan ekologis sekaligus. Sementara di sisi lain, transisi menuju energi bersih masih berjalan lambat, terhambat oleh persepsi bahwa kendaraan listrik mahal, tidak praktis, dan tidak memiliki dukungan ekosistem yang memadai.
Dalam situasi inilah VinFast, produsen kendaraan listrik asal Vietnam, masuk ke Indonesia dengan pendekatan yang berbeda. Bukan sekadar menjual produk, tetapi membangun ekosistem EV terpadu dari hulu ke hilir.
“VinFast masuk ke Indonesia bukan hanya mengandalkan produk atau harga kompetitif, tetapi dengan scope yang lebih besar, kami create ekosistemnya,” ujar Kariyanto Hardjosoemarto, CEO VinFast Indonesia.
Langkah konkret itu dimulai dari pembangunan pabrik di Subang, perluasan jaringan produk dan varian EV, serta kolaborasi dengan sister company, V-Green, yang berfokus pada sistem pengisian daya. Dengan V-Green, semua pemilik VinFast berhak mendapatkan gratis pengisian daya hingga tahun 2028. Ini menjadi strategi yang menepis kekhawatiran konsumen soal biaya dan akses charging.
Tak berhenti di sana, VinFast juga meluncurkan program Green Smart Mobility, berupa armada taksi listrik berwarna hijau di Jakarta dan sejumlah kota lain. Program ini bukan sekadar inovasi bisnis, tapi bagian dari strategi membangun kepercayaan publik terhadap keandalan kendaraan listrik.
Strategi Vinfast Membangun Kepercayaan
Pemerintah Indonesia menargetkan 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik beroperasi di jalan raya pada 2030. Namun, survei berbagai lembaga menunjukkan hambatan terbesar adopsi EV bukan pada harga, melainkan kepercayaan konsumen: bagaimana dengan nilai jual kembali, daya tahan baterai, dan ketersediaan layanan purna jual?
VinFast membaca keresahan itu. Karena itu, strategi perusahaan tidak berhenti pada tahap penjualan, tetapi mencakup jaminan nilai dan pengalaman pasca pembelian.
Kariyanto menjelaskan, VinFast menghadirkan buyback guarantee atau jaminan harga jual kembali (resale value guaranteee).
“Jika pelanggan ingin mengembalikan mobil setelah enam bulan, kami masih menghargai 90 persen. Bahkan setelah tiga tahun, nilai jaminan resale value masih 70 persen,” ujarnya.
Skema ini menjadi semacam ‘asuransi psikologis’ bagi pembeli baru, yang khawatir mobil listrik mereka akan anjlok nilainya. Di pasar yang masih membentuk persepsi, kebijakan ini bisa menjadi pembeda utama.
Ekosistem Purna Jual dan Jaminan Teknologi
Selain menjamin nilai kendaraan, VinFast juga menawarkan garansi baterai 7–10 tahun serta opsi sewa baterai (battery subscription). Dalam skema ini, baterai tetap menjadi milik perusahaan dan pelanggan tidak perlu khawatir soal degradasi daya. Jika performa baterai turun di bawah 70%, unit akan diganti tanpa biaya tambahan.
Dengan sistem ini, konsumen tak lagi menanggung risiko terbesar dalam kepemilikan EV: penurunan performa baterai. Lebih dari itu, VinFast memastikan tidak ada batasan kilometer pada garansi, sesuatu yang jarang ditemui di industri otomotif.
Selain produk dan garansi, perusahaan juga memperkuat jaringan bengkel resmi. Tahun 2025 ini, VinFast menargetkan 500 titik layanan di seluruh Indonesia, dengan teknisi terlatih dan pasokan suku cadang orisinil. Kombinasi ini memperkuat kepercayaan konsumen bahwa EV bukan lagi “produk masa depan”, melainkan solusi nyata hari ini.
Menggagas Mobilitas Hijau, Bukan Sekadar Mengganti Mesin
Fenomena mesin “brebet” di SPBU hanyalah puncak dari gunung es krisis energi fosil. Ketika distribusi BBM bisa membuat ribuan kendaraan lumpuh, Indonesia harus segera beralih dari ketergantungan pada energi tak terbarukan menuju sistem mobilitas hijau yang mandiri.
Namun, transisi ini tidak cukup hanya dengan insentif pajak atau promosi penjualan. Ia butuh ekosistem yang hidup: pabrik, jaringan pengisian, bengkel, jaminan nilai, hingga inovasi layanan mobilitas publik.
Dalam konteks itu, langkah VinFast membangun sistem EV yang utuh dari produksi, distribusi, charging, hingga resale, bisa menjadi blueprint bagi industri lain. Ekosistem yang terintegrasi adalah kunci agar EV benar-benar “untuk semua”, bukan hanya untuk segelintir kalangan menengah atas.
Krisis BBM skala kecil sudah cukup menjadi peringatan besar: ketergantungan pada energi fosil membuat mobilitas nasional rapuh. Transisi menuju kendaraan listrik bukan lagi soal gaya hidup, tapi soal kedaulatan energi, kesehatan publik, dan keberlanjutan ekonomi.
Dengan strategi membangun ekosistem EV terpadu mulai dari infrastruktur, jaminan purna jual, hingga dukungan nilai jual kembali, VinFast menunjukkan bahwa keberhasilan transisi bukan ditentukan oleh seberapa cepat kita menjual mobil listrik, tapi seberapa dalam kita membangun kepercayaan publik.
Indonesia sedang berada di tikungan sejarah mobilitasnya. Pertanyaannya kini bukan lagi kapan beralih ke EV, tetapi apakah kita siap membangun ekosistem yang membuat peralihan itu bertahan lama dan adil untuk semua? (adr)






























