KUBUS.ID – Fenomena Pilkada 2024, tengah menjadi isu hangat, dimana banyak perempuan yang maju sebagai calon pemimpin di berbagai daerah. Salah satu sorotan utama adalah wilayah Jawa Timur, di mana tiga calon gubernur semuanya perempuan diantaranya Khofifah Indar Parawansa sebagai petahana, Tri Rismaharini kini menjabat sebagai Menteri Sosial, dan Luluk Nur Hamidah, seorang aktivis sosial.
Menurut Aktivis Perempuan sekaligus Advokat Kediri Ander Sumiwi Budi Prihatin, S.H., M.H., hal ini menarik untuk disoroti, lantaran budaya di Indonesia masih kental dengan Patriarki, dimana meskipun pemimpin perempuan, superior laki-laki masih dominan. Harapannya dengan euforia munculnya kebebasan pemimpin perempuan bisa lebih menyerap aspirasi masyarakat dan Amanah. Namun hal ini juga harus disertai dengan kualitas dan kapasitas, penting bagi calon pemimpin perempuan mempunyai kapasitas emosional yang baik, tidak hanya mengandalkan kecerdasan intelektual saja.
Ander Sumiwi Budi Prihatin menambahkan esensi dan eksistensi munculnya pemimpin perempuan tidak menjadi persoalan. Namun menurutnya dalam kontestasi Pilkada 2024 ini tidak lagi melihat kontestasi pilkada sebagai ajang perhelatan politik yang pure ideologi, namun Lebih kepada politik kebutuhan dan transaksional. (rif)