Beranda Religi Bolehkah Berharap Wafat di Tanah Suci? Ini Penjelasan Ulama

Bolehkah Berharap Wafat di Tanah Suci? Ini Penjelasan Ulama

936
Makam Baqi Madinah makam sahabat Nabi (Foto: Hidayatullah.com)

KUBUS.ID – Kematian adalah kepastian yang tak bisa dihindari oleh siapa pun. Namun, bolehkah seseorang berharap wafat di Tanah Suci saat menjalankan ibadah haji atau umrah?

Pertanyaan ini sering muncul, terutama saat musim haji tiba. Tak sedikit jamaah yang berpulang ke Rahmatullah di Makkah atau Madinah. Sebagian orang bahkan diam-diam menyimpan harapan serupa—meninggal dalam keadaan beribadah di tempat suci.

Dalam Islam, berharap kematian bukanlah sesuatu yang dilarang secara mutlak. Bahkan, jika disertai dengan niat yang baik, harapan itu bisa menjadi bagian dari sunnah. Hal ini dijelaskan oleh para ulama dalam literatur fikih klasik.

Mengutip penjelasan dari laman NU Online, mengharapkan kematian dengan tujuan mulia—seperti wafat dalam keadaan syahid atau saat berada di Tanah Suci—diperbolehkan dan tidak dianggap sebagai bentuk keputusasaan.

Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab Tuhfatul Muhtaj menyebut, sunnah hukumnya berharap wafat di tempat-tempat mulia seperti Makkah, Madinah, atau Baitul Makdis, karena ketiganya memiliki keutamaan spiritual yang tinggi.

Namun, penting dibedakan antara sekadar berharap mati dan berharap meninggal dalam kondisi tertentu. Menurut Syekh Sayyid al-Bashri, yang dimaksud bukanlah menginginkan kematian semata, tetapi mengharapkan agar jika ajal datang, maka terjadi dalam keadaan yang baik dan di tempat yang suci.

Syekh Ali Syibramalisi dan Syekh Abdul Hamid al-Syarwani menambahkan, jika harapan tersebut dikaitkan dengan waktu atau momen spesifik—misalnya saat berihram—dan berharap tak kembali ke tanah air, maka ini bisa jatuh pada pengharapan mati yang kurang dianjurkan. Tapi bila seseorang berdoa, “Ya Allah, jika Engkau memanggilku, panggillah aku dalam keadaan beribadah di Tanah Suci,” maka ini merupakan bentuk doa yang baik dan dibolehkan dalam Islam.

Hal ini serupa dengan doa Nabi Yusuf AS:
“Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku bersama orang-orang saleh.” (QS Yusuf: 101)

Meskipun boleh berharap wafat di Tanah Suci, Islam tetap menekankan pentingnya menjaga kualitas hidup dan semangat untuk berbuat baik. Jangan sampai harapan tersebut berubah menjadi sikap pesimis terhadap kehidupan.

Allah adalah sebaik-baik penentu ajal. Maka berdoalah agar saat kematian tiba, kita dalam keadaan husnul khatimah, baik di Tanah Suci, maupun di mana pun tempatnya.(adr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini