Beranda Nasional Di Tengah Gejolak Global, Pasar Keuangan RI Tetap Terkendali

Di Tengah Gejolak Global, Pasar Keuangan RI Tetap Terkendali

146
Konferensi pers RDKB bulan Juni 2025 (tangkapan layar YouTube OJK)

KUBUS.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) Indonesia tetap terjaga meski perekonomian global dilanda pelemahan dan tensi geopolitik meningkat, khususnya di Timur Tengah.

Menurut OJK, kondisi global masih dibayangi ketidakpastian, menyusul revisi proyeksi ekonomi dunia oleh World Bank dan OECD untuk 2025 dan 2026. Ketegangan geopolitik kian memanas pasca pecahnya perang antara Israel dan Iran, ditambah serangan Amerika Serikat ke fasilitas nuklir utama Iran. Meski gencatan senjata telah diberlakukan, gejolak pasar belum sepenuhnya mereda.

“Lembaga-lembaga internasional kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025/2026. Dalam laporan terbarunya Bank Dunia dan OECD menilai bahwa ketidakpastian pekembangan geopolitik masih membayangi prospek pemulihan ekonomi ke depan,” ungkap Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK dalam konferensi pers daring pada Selasa (8/7).

Namun, di tengah ketidakpastian global itu, ekonomi Indonesia menunjukkan daya tahan. Inflasi inti terus melandai dan pada Mei 2025 tercatat di angka 2,37 persen (yoy). Neraca perdagangan juga kembali mencatat surplus, ditopang kenaikan ekspor produk pertanian dan manufaktur.

Pasar Modal dan Saham

Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 3,46 persen secara bulanan (mtd) ke level 6.927,68, kapitalisasi pasar masih di atas Rp12.000 triliun. Sepanjang tahun berjalan (ytd), IHSG terkoreksi 2,15 persen. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp8,38 triliun pada Juni dan Rp53,57 triliun secara ytd.

Sektor industri dan finansial memimpin pelemahan indeks sektoral, sementara sektor transportasi-logistik dan bahan baku mencatat penguatan. Meski begitu, likuiditas transaksi tetap solid. Rata-rata nilai transaksi harian saham naik menjadi Rp13,29 triliun pada Juni, lebih tinggi dibandingkan Mei.

Pasar Obligasi dan Investasi

Pasar obligasi menunjukkan penguatan. Indeks ICBI naik 1,18 persen mtd ke level 414,00, dengan rata-rata imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) turun 8,26 basis poin. Investor asing mencatat net sell Rp7,36 triliun di pasar obligasi pemerintah, namun masih membukukan net buy Rp42,27 triliun sepanjang tahun.

Nilai kelolaan aset industri pengelolaan investasi (AUM) per akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp844,69 triliun. Reksa dana menyumbang Rp510,15 triliun, dengan net subscription sebesar Rp0,45 triliun di bulan Juni.

Fundraising Masih Aktif

Penghimpunan dana di pasar modal terus menunjukkan tren positif. Total nilai penawaran umum telah mencapai Rp142,62 triliun, termasuk Rp8,49 triliun dari 16 emiten baru. Saat ini terdapat 13 perusahaan lagi dalam pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif Rp9,80 triliun.

Di ranah Securities Crowdfunding (SCF), OJK telah memberikan izin kepada 18 penyelenggara. Hingga Juni 2025, total dana yang dihimpun mencapai Rp1,60 triliun, dari 852 penerbitan efek oleh 525 penerbit.

Derivatif Keuangan Tumbuh Aktif

Transaksi derivatif keuangan juga mengalami pertumbuhan. Pada Juni 2025, nilai transaksi mencapai Rp135,30 triliun, dengan rata-rata harian Rp6,44 triliun. Secara akumulatif, volume transaksi sejak awal tahun tercatat 591.381 lot, dengan nilai total Rp1.309,09 triliun.(adr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini