KUBUS.ID – Setelah sempat vakum, Bandara Dhoho Kediri akan kembali melayani penerbangan komersial mulai 10 November 2025 melalui Super Air Jet dengan frekuensi tiga kali dalam sepekan. Tanggal tersebut sengaja dipilih bertepatan dengan Hari Pahlawan, sebagai simbol tonggak baru kemajuan wilayah selatan Jawa Timur.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur Dr. Ir. Nyono, ST., MT. menyampaikan bahwa pembukaan kembali bandara ini diharapkan menjadi gerbang pertumbuhan ekonomi baru bagi 13 kabupaten/kota di kawasan selingkar Wilis dan sekitarnya.
“Ini momentum besar bagi Jatim bagian selatan. Bandara Dhoho menjadi pintu gerbang perekonomian dan logistik yang bisa mendorong pergerakan barang, jasa, dan wisata,” ujar Nyono kepada Radio ANDIKA, Jumat (7/11).
Pihaknya juga sudah menggelar rapat koordinasi dengan pengelola Surya Dhoho International Airport (SDHI) dan perwakilan 13 daerah, untuk menyampaikan pesan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Menurutnya, Gubernur Jawa Timur telah memberikan persetujuan agar segera diterbitkan surat edaran kepada jajaran pemerintahan daerah, instansi vertikal, BUMN, dan BUMD di wilayah tersebut untuk menggunakan Bandara Dhoho saat bepergian ke Jakarta. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat utilisasi bandara sekaligus menumbuhkan ekosistem transportasi udara di kawasan selatan Jatim.
“Kami mengimbau seluruh ASN dan lembaga yang berada di lingkup 13 kabupaten/kota agar menjadikan Bandara Dhoho sebagai pilihan utama jika ke Jakarta,” katanya.
Selain melayani penumpang, Bandara Dhoho juga bisa untuk menjadi opsi pengiriman kargo. Dengan statusnya yang telah dideklarasikan sebagai bandara internasional melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 37 Tahun 2025, potensi ekspor-impor dan perdagangan antarwilayah diyakini berpotensi meningkat.
Nyono menegaskan, keberadaan Bandara Dhoho tidak hanya mendukung mobilitas ekonomi, tetapi juga pengembangan pariwisata di selingkar Wilis dan daerah sekitarnya. Ia berharap pembukaan kembali bandara ini menjadi langkah nyata agar kawasan tersebut tidak tertinggal dibanding wilayah utara Jawa Timur yang sudah lebih maju dari sisi infrastruktur dan akses transportasi. (nhd)

































