Beranda Gaya Hidup Fenomena Mythomania Viral di TikTok, Begini Cara Menghadapinya Menurut Psikolog

Fenomena Mythomania Viral di TikTok, Begini Cara Menghadapinya Menurut Psikolog

58

KUBUS.ID – Belakangan ini, istilah mythomania atau mitomania menjadi perbincangan hangat di platform TikTok. Istilah ini merujuk pada kondisi kejiwaan yang ditandai dengan kebiasaan berbohong secara terus-menerus, meluas, dan sering kali dilakukan secara kompulsif.

Psikolog klinis Angellia Lestari Christiani menjelaskan bahwa mythomania merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan khusus. Berikut beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu individu dengan kecenderungan mythomania:

  1. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)

Terapi kognitif perilaku merupakan langkah utama yang dapat membantu penderita mythomania. Terapi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta kebiasaan berbohong yang mungkin dilakukan tanpa disadari. Pendampingan dari psikolog sangat penting dalam proses ini.

  1. Penggunaan Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, pengobatan dengan obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs) dapat digunakan. Obat-obatan ini biasanya diberikan untuk menangani gangguan lain yang menyertai (komorbid) atau mengurangi gejala terkait, seperti kecemasan atau depresi.

  1. Strategi Komunikasi: Tunjukkan Ketidaktertarikan pada Kebohongan

Alih-alih langsung mengonfrontasi kebohongan, Angellia menyarankan pendekatan yang lebih halus. Menunjukkan sikap tidak tertarik terhadap cerita bohong mereka, namun tetap peduli pada individu tersebut, dinilai lebih efektif. Konfrontasi yang bersifat agresif justru cenderung memperburuk perilaku berbohong mereka.

Kesimpulan:
Mythomania bukan sekadar kebiasaan buruk, tetapi bisa menjadi tanda dari masalah psikologis yang lebih dalam. Jika kamu mengenal seseorang dengan kecenderungan seperti ini, pendekatan yang tepat dan dukungan profesional dapat sangat membantu proses pemulihannya.

Sumber: kompas.com

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini