KUBUS.ID – Seluruh jemaah haji mulai bergerak ke Padang Arafah hari ini untuk menjalani rangkaian puncak ibadah haji. Pembimbing ibadah haji kloter 5 SUB asal Kabupaten Kediri, KH. Syamsul Hadi, berharap seluruh jemaah dapat menjalankan puncak ibadah haji dengan tenang dan lancar meskipun ada sejumlah perbedaan teknis penyelenggaraan.
Seperti diketahui, ada sejumlah perbedaan teknis pelaksanaan ibadah haji, salah satunya penggunaan sistem syarikah untuk pengelompokan jemaah selama ibadah di Armuzna.
Syamsul mengungkapkan sejumlah pendamping dan pembimbing ibadah haji sudah diundang Tim Pengawas Ibadah Haji DPR RI, Selasa (3/4), untuk serap aspirasi kendala yang dialami jemaah pada pelaksanaan ibadah haji 2025.
Ia mengusulkan sistem syarikah dapat berjalan lebih efektif jika satu embarkasi ditangani 1 syarikah alih-alih 8 syarikah.
“kalau 1 embarkasi ditangani 8 syarikah kebanyakan. Diusulkan misalkan SUB 1 syarikah, (embarkasi) yang lain biar yang lain,” Kata Pria yang juga Direktur Multazam Al Hadi Tour & Travel Pare Kediri itu.
Kondisi saat ini, sebut KH Syamsul, jemaah dalam 1 kloter bisa terpecah ke beberapa kelompok (kafilah). Bahkan penempatan tenda bisa terpencar. Kondisi tersebut membuat KBIH harus bekerja lebih keras untuk pendampingan jemaah.
“Manifest yang sudah disusun kemenag seperti tidak terpakai. Bahkan 1 Kloter dipecah jadi 4-5 tenda,” tambahnya.
Meski begitu, para jemaah tetap ditenangkan dengan sejumlah nasihat yang disampaikan agar tidak terlalu terbebani.
“Kita cooling down para jemaah biar tidak kepikkiran, pesannya jangan sampai mengluh, semua keputusan Allah,” ungkapnya.
KH. Syamsul menambahkan, seluruh aspirasi sudah ditampung Timwas Haji DPR RI. Rencananya akan ada tindak lanjut berupa audiensi usai kembali ke tanah air untuk evaluasi pelaksanaan. (nhd)
apakah ada indikasi awal dari pihak pemerintah Arab Saudi atau Kementerian Agama RI mengenai alasan utama di balik implementasi sistem syarikah yang memecah kloter ini, atau apakah ada upaya untuk mengantisipasi masalah ini di kloter-kloter berikutnya atau musim haji mendatang?