KUBUS.ID – Peringatan Hari Guru yang jatuh pada hari ini dimaknai sebagai momen penghargaan tertinggi bagi para pendidik yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan bangsa. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri sekaligus Ketua PGRI Kabupaten Kediri, Dr. Mokhamad Muhsin, M.Pd, dalam refleksinya mengenai makna peringatan Hari Guru tahun ini.
Dr. Muhsin menegaskan bahwa Hari Guru tidak sekadar seremoni tahunan, tetapi menjadi kesempatan refleksi dan penyegaran nasional bagi seluruh guru. Hari Guru merupakan momen peneguhan peran guru sebagai agen perubahan. Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi agen sosialisasi nilai moral kebangsaan dan pembentukan karakter.
Ia menyampaikan keprihatinan bahwa nilai moral generasi muda saat ini mulai tergerus, sehingga peran guru dalam menanamkan karakter menjadi semakin penting. Karena itu, Hari Guru juga menjadi momen untuk mengadvokasi peningkatan kesejahteraan guru, terutama bagi guru non-ASN yang masih menerima gaji jauh di bawah UMR.
Dr. Muhsin juga mengingatkan bahwa perjuangan guru sudah berlangsung sejak masa Hindia Belanda. Pada 1851, Persatuan Guru Hindia Belanda mulai memperjuangkan pendidikan dan kemerdekaan bangsa. Setelah Indonesia merdeka, Kongres Guru Indonesia pertama pada 25–26 November kemudian ditetapkan sebagai dasar penetapan Hari Guru Nasional.
Dengan tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat,” ia menekankan tiga hal penting yang harus dipenuhi untuk memperkuat peran guru:
- Kesejahteraan ekonomi: Guru harus memiliki kondisi ekonomi yang layak agar dapat menjalankan tugas secara optimal. Maka dari itu kesejahteraan guru harus diperhatikan.
- Penguatan karakter: Lembaga pencetak guru harus memperkuat pembentukan karakter calon pendidik, termasuk melalui seleksi CPNS.
- Penguatan keilmuan: Guru harus fokus menjalankan tugas profesional tanpa beban yang melampaui tanggung jawabnya. (rif)
