Beranda Kediri Raya Kasus Pembuangan Bayi, Psikolog UNESA: Pelaku dalam Kondisi Psikologis Tak Seimbang

Kasus Pembuangan Bayi, Psikolog UNESA: Pelaku dalam Kondisi Psikologis Tak Seimbang

11
Gambar: Ilustrasi Pembuangan Bayi (Sumber: Detik.com)

KUBUS.ID – Kasus pembuangan bayi masih menjadi persoalan yang mengundang keprihatinan di sejumlah daerah. Menurut Psikolog Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Dr. Miftakhul Jannah, S.Psi., M.Si., pelaku pembuangan bayi umumnya berada dalam kondisi psikologis yang tidak seimbang.

“Perilaku ekstrem seperti membuang bayi biasanya terjadi karena individu tidak siap menghadapi konsekuensi dari tindakannya, baik secara mental maupun moral,” ujar Miftakhul.

Mifta menjelaskan bahwa ada dua faktor utama yang memengaruhi perilaku menyimpang: faktor bawaan dan faktor situasional. Dalam kasus pembuangan bayi, pelaku kemungkinan mengalami tekanan berat dan tidak memiliki kekuatan psikis yang cukup untuk bertahan.

Menurutnya, kalau ada gangguan di pikiran (mind), tindakan bisa menjadi tidak rasional. Tapi kalau spirit-nya kuat, seseorang tetap bisa menghadapi masalah. Keseimbangan antara fisik, jiwa, dan spirit sangat menentukan.

Tindakan membuang bayi menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam diri pelaku, yang bisa berdampak jangka panjang. Jika seseorang tidak mampu menerima kenyataan menjadi ibu dan tidak mendapat dukungan dari lingkungan, maka kemungkinan besar akan muncul tindakan destruktif.

“Jika seseorang tidak mampu menerima kenyataan menjadi ibu dan tidak mendapat dukungan dari lingkungan, maka kemungkinan besar akan muncul tindakan destruktif,” ujarnya.

Miftakhul juga menyoroti lemahnya dukungan dari keluarga dan masyarakat. Menurutnya, anak-anak muda saat ini belum cukup bijak. Mereka masih butuh bimbingan. Di sinilah, peran keluarga dan lingkungan dibutuhkan. Ia menekankan pentingnya pendekatan psikologis terhadap pelaku. Hukuman saja tidak cukup. Mereka butuh social support agar bisa pulih dan tidak mengulangi perbuatannya.

“Mereka butuh social support agar bisa pulih dan tidak mengulangi perbuatannya. Budaya kita seharusnya menguatkan, bukan membiarkan,” katanya.

Sebelumnya, diberitakan adanya penemuan bayi laki-laki di teras rumah warga Desa Tiru Lor, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Kamis pagi (18/9/2025). Bayi ditemukan dalam kondisi sehat, dengan ari-ari masih menempel. Kini, bayi itu dirawat di RS Bhayangkara Kota Kediri. Polisi masih menyelidiki siapa pelaku pembuangan tersebut.(slv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini