Beranda Gaya Hidup Kesehatan Mental Dimulai dari Batasan yang Kita Ijinkan

Kesehatan Mental Dimulai dari Batasan yang Kita Ijinkan

842
Romantic smiling girl reading book in park or foret, sitting under tree shade on sunny day, relaxing on fresh air surrounded by nature.

KUBUS.ID – Kesehatan mental menjadi topik yang semakin diperhatikan di era modern ini. Banyak kampanye dan ajakan untuk lebih peduli pada kondisi psikologis, seperti anjuran untuk “istirahat saat lelah” atau “tidak memaksakan diri”. Namun, dalam praktiknya, menjaga kesehatan mental tidak selalu mudah—terutama ketika kita belum mampu menetapkan batasan pribadi yang sehat.

Apa Itu Batasan dalam Konteks Kesehatan Mental?

Batasan adalah garis tak terlihat yang kita buat untuk melindungi kesejahteraan emosional, mental, dan fisik kita. Dalam konteks kesehatan mental, batasan berfungsi sebagai pelindung diri dari stres berlebihan, manipulasi emosional, tuntutan sosial yang tidak realistis, atau ekspektasi kerja yang melampaui kapasitas.

Mengapa Batasan Itu Penting?

Tanpa batasan, seseorang rentan mengalami:

  • Kelelahan mental dan fisik (burnout)
  • Kecemasan dan stres kronis
  • Rasa bersalah yang berlebihan
  • Kehilangan identitas atau jati diri
  • Hubungan yang tidak seimbang (kodependen atau toksik)

Dengan menetapkan batasan yang jelas, seseorang dapat menjaga energi, mengenali kebutuhan diri, serta menumbuhkan rasa hormat dalam relasi sosial maupun profesional.

Bentuk-Bentuk Batasan Kesehatan Mental

  1. Batasan Waktu dan Energi
    • Tidak menjawab pesan kerja di luar jam kantor.
    • Mengatur waktu istirahat tanpa merasa bersalah.
    • Menolak ajakan atau tugas tambahan saat sudah kewalahan.
  2. Batasan Emosional
    • Tidak menerima peran sebagai ‘tempat curhat’ terus-menerus bagi orang lain tanpa izin atau kesiapan.
    • Tidak membiarkan diri merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain.
  3. Batasan Sosial
    • Menghindari lingkungan atau pergaulan yang merugikan mental.
    • Berkata “tidak” pada pertemuan sosial jika butuh waktu sendiri.
  4. Batasan Digital
    • Membatasi konsumsi media sosial untuk menghindari perbandingan yang merusak harga diri.
    • Mematikan notifikasi untuk menjaga fokus dan ketenangan.

Tantangan dalam Menetapkan Batasan

Menetapkan batasan bisa terasa tidak nyaman, terutama jika kita terbiasa menyenangkan orang lain (people pleaser) atau takut dianggap egois. Namun, batasan bukanlah bentuk penolakan terhadap orang lain—melainkan bentuk penerimaan terhadap diri sendiri.

Beberapa reaksi yang mungkin muncul dari orang lain ketika kita mulai menetapkan batasan:

  • Kekecewaan atau marah karena mereka terbiasa dengan versi kita yang “selalu ada”
  • Tuduhan sebagai pribadi yang berubah atau tidak peduli
  • Upaya manipulatif agar kita kembali ke kebiasaan lama

Penting untuk menyadari bahwa reaksi orang lain bukanlah tanggung jawab kita sepenuhnya. Justru, siapa yang benar-benar peduli, akan belajar menghormati batasan yang kita buat.

Tips Menjaga dan Mengkomunikasikan Batasan

  • Gunakan komunikasi yang asertif, bukan agresif.
  • Sampaikan batasan secara jelas dan konsisten.
  • Awali dari hal kecil, lalu tingkatkan seiring waktu.
  • Evaluasi batasan secara berkala: apakah masih relevan? Apakah perlu disesuaikan?

Kesimpulan

Menjaga kesehatan mental bukan hanya tentang meditasi, journaling, atau liburan. Lebih dalam dari itu, ia mencakup keberanian untuk mengatakan “tidak”, mengenali kapasitas diri, dan menjaga batas yang sehat antara “aku” dan “dunia luar”. Menetapkan batasan bukanlah egois—itu adalah bentuk cinta dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. (thw)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini