KUBUS.ID – Aksi penipuan di media sosial semakin marak. Menurut Sosiolog sekaligus Kaprodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Balitar (UNISBA), Novi Catur Muspita S.Pd, M.Si., fenomena tersebut kategori kriminal karena sudah merugikan orang lain. Jual beli online membuka kesempatan baru bagi oknum untuk melakukan penipuan.
Masyarakat cenderung tergiur dengan produk yang visualnya menarik dan murah. Ditambah dengan iming-iming promo, cuci gudang, buy 1 get 2, dan sebagainya, masyarakat menjadi lepas kendali dan logika. Hal itu menjadi peluang oknum untuk beraksi.
Saat transaksi di media sosial, masyarakat diimbau semakin teliti, tidak mudah tergiur, mempelajari identitas penjual/pembeli termasuk fiktif atau nyata, pastikan ada jaminan dan cek garansi sebagai upaya preventif mencegah aksi penipuan di media sosial. (slv)
