KUBUS.ID – Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), masih melakukan pendataan pada hewan kurban dadakan yang tersebar di beberapa titik di Kota Kediri. Pendataan tersebut dilakukan untuk memantau kesehatan hewan kurban yang dijual oleh pedagang. Meskipun di Kota Kediri saat ini zero Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dan juga zero penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) atau Penyakit Kulit Berbenjol, yang disebabkan oleh virus dan menyerang sapi.
Langkah yang dilakukan untuk pencegahan penularan penyakit antar hewan maupun penyakit yang menular pada manusia (zoonosis), DKPP Kota Kediri terus melakukan sosialisasi pasa pedagang hewan kurban, peternak, dan penjual di pasar hewan agar selalu menjaga kebersihan kandang, serta selalu melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban.
Kepala DKPP Kota Kediri, Muhammad Ridwan mengatakan, para pedagang hewan ternak, pedagang di pasar hewan, dan panitia hewan kurban, agar tetap waspada dengan penyakit PMK dan LSD. Meskipun di Kota Kediri sudah zero penyakit tersebut, namun kedua penyakit tersebut bisa sewaktu-waktu muncul kembali. Namun DKPP, masih terus melakukan vaksinasi pada hewan ternak yang masih belum divaksin.
“Kami tidak bosan-bosan untuk selalu mengingatkan kepada teman-teman peternak dan pedagang dan masyarakat calon panitia Kurban untuk mewaspadai penyakit ini. kami tetap waspada karena sewaktu-waktu penyakit ini bisa aja muncul kembali dan juga penyakit zoonosis yang bisa menular kepada manusia,” kata Ridwan,” Jumat (9/5/2025).
Berdasarkan data dari DKPP Kota Kediri, untuk kebutuhan hewan kurban di Kota Kediri pada tahun 2024 lalu, untuk sapi berjumlah 300 ekor, sedangkan untuk kambing dan domba berjumlah 1000 ekor. Kebutuhan hewan kurban untuk tahun ini, kurang lebih masih sama dengan tahun lalu.
Diketahui, populasi ternak di Kota Kediri, sapi potong berjumlah 3.001 ekor, sapi perah 139 ekor, kerbau 43 ekor, kambing 3.841 ekor, dan domba 1.803 ekor. Sehingga total populasi hewan ternak di Kota Kediri berjumlah 8.827 ekor.(atc/slv)