KUBUS.ID – Selama ini kita sering mendengar bahwa sarapan adalah waktu makan yang paling penting dalam sehari. Tapi tahukah kamu bahwa menu sarapan sebaiknya tidak disamaratakan untuk semua orang? Terutama jika tujuanmu adalah menurunkan berat badan.
Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Computers in Biology and Medicine menunjukkan bahwa pria dan wanita sebaiknya mengonsumsi jenis makanan yang berbeda saat sarapan. Alasannya? Metabolisme tubuh pria dan wanita ternyata bekerja dengan cara yang berbeda dalam mengolah nutrisi, terutama karbohidrat dan lemak.
Penelitian ini tidak hanya mengandalkan asumsi atau kebiasaan diet yang populer, tapi dibangun berdasarkan model ilmiah yang komprehensif. Para peneliti menciptakan simulasi metabolisme tubuh manusia yang dirancang spesifik berdasarkan jenis kelamin. Model ini kemudian digunakan untuk mengamati bagaimana tubuh pria dan wanita bereaksi terhadap makanan, baik saat kondisi kenyang maupun saat berpuasa.
Hasilnya cukup mengejutkan: pria lebih diuntungkan jika mengonsumsi sarapan tinggi karbohidrat, seperti roti, oatmeal, atau sereal. Karbohidrat membantu tubuh pria menghasilkan energi lebih cepat dan mendukung proses metabolisme yang lebih stabil sepanjang hari.
Sementara itu, wanita justru lebih diuntungkan jika memilih sarapan tinggi lemak, misalnya dengan menyantap telur omelet, alpukat, atau yogurt tinggi lemak. Mengapa demikian?
Menurut para peneliti, tubuh wanita secara alami cenderung menyimpan lebih banyak lemak setelah makan dibandingkan pria. Namun, selama periode puasa—misalnya di antara waktu sarapan dan makan siang—wanita juga lebih cepat membakar lemak tersebut. Artinya, asupan lemak di pagi hari justru membantu wanita membakar kalori lebih efisien di jam-jam berikutnya.
“Memahami bagaimana jenis kelamin memengaruhi metabolisme sangat penting, apalagi jika seseorang ingin menurunkan atau menjaga berat badan,” kata Abo, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini.
Penelitian ini juga menemukan bahwa perbedaan metabolisme antara pria dan wanita sebagian besar dipengaruhi oleh fungsi hati dan jaringan lemak (adiposa) yang bekerja secara berbeda. Hati dan jaringan adiposa pada wanita, misalnya, lebih responsif dalam mengolah dan membakar lemak saat tubuh tidak mendapatkan asupan makanan.
Meski begitu, para ilmuwan menekankan bahwa temuan ini masih bersifat awal dan perlu penelitian lanjutan. Mereka berencana untuk menggali lebih jauh bagaimana faktor-faktor lain seperti usia, berat badan, dan siklus menstruasi turut memengaruhi metabolisme, khususnya dalam konteks perbedaan respons tubuh pria dan wanita terhadap makanan.
Apa artinya bagi kita? Jika kamu sedang menjalani program penurunan berat badan, mempertimbangkan jenis kelamin saat memilih menu sarapan bisa jadi langkah awal yang lebih cerdas. Tidak lagi cukup hanya sekadar “makan sehat”, tapi juga makan dengan strategi yang sesuai dengan cara kerja tubuhmu.
Jadi, jangan heran kalau kamu dan pasangan ternyata butuh menu sarapan yang berbeda meski punya tujuan yang sama: tubuh yang lebih sehat dan berat badan ideal. (thw)
Sumber: cnnindonesia.com