KUBUS.ID – Jeruk merupakan salah satu buah yang paling mudah ditemui di Indonesia maupun dunia. Rasanya segar, manis bercampur asam, dan bisa langsung dinikmati tanpa perlu peralatan khusus. Cukup kupas kulitnya, jeruk sudah siap disantap. Karena praktis dan menyegarkan, jeruk menjadi favorit banyak orang dari berbagai usia, baik anak-anak hingga orang dewasa.
Selain lezat, jeruk dikenal kaya nutrisi yang baik untuk tubuh. Vitamin C yang melimpah di dalamnya membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kalsium bermanfaat untuk kesehatan tulang, sementara kandungan seratnya baik untuk melancarkan pencernaan. Tidak heran, jeruk sering dipromosikan sebagai salah satu buah sehat yang sebaiknya rutin dikonsumsi.
Kandungan Gizi Jeruk
Menurut data dari US Department of Agriculture, dalam 100 gram jeruk terkandung:
- Air: 86,7 gram
- Kalori: 52 kkal
- Protein: 0,91 gram
- Karbohidrat: 11,8 gram
- Serat, gula alami, kalsium, dan vitamin C
Dari komposisi ini, terlihat jelas bahwa jeruk merupakan buah rendah kalori dengan kadar air tinggi, sehingga menyegarkan sekaligus menyehatkan. Kandungan vitamin C yang tinggi sangat baik untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, mempercepat penyembuhan luka, dan berperan sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas.
Namun, meskipun jeruk menyehatkan, mengonsumsinya secara berlebihan tidak disarankan. Sama seperti makanan bergizi lainnya, tubuh tetap membutuhkan keseimbangan.
Bahaya Konsumsi Jeruk Berlebihan
Melansir Healthshots, American Heart Association merekomendasikan orang dewasa untuk mengonsumsi sekitar 2 cangkir buah setiap hari. Jika seluruh kebutuhan buah harian hanya dipenuhi dengan jeruk, terutama dalam jumlah 4–5 buah per hari, maka potensi efek samping bisa muncul akibat kelebihan serat dan vitamin C.
Beberapa gangguan yang mungkin dialami antara lain:
- Heartburn (rasa terbakar di dada) – Kandungan asam jeruk dapat memicu refluks asam lambung, terutama pada orang yang memiliki penyakit GERD.
- Insomnia (sulit tidur) – Tingginya kadar vitamin C dapat memengaruhi sistem saraf tertentu sehingga mengganggu kualitas tidur jika dikonsumsi berlebihan.
- Nyeri ulu hati – Rasa asam yang tajam dari jeruk bisa memperparah keluhan pencernaan pada penderita gangguan lambung.
Siapa Saja yang Harus Waspada?
Ahli gizi Avni Kaul menjelaskan bahwa konsumsi jeruk berlebihan tidak hanya berisiko bagi penderita GERD, tetapi juga untuk kelompok lain. Misalnya:
- Orang dengan kadar kalium tinggi
Jeruk mengandung kalium yang bermanfaat bagi tubuh. Namun, jika dikonsumsi terlalu banyak, kadar kalium bisa melonjak dan menyebabkan kondisi yang disebut hiperkalemia. Dampaknya tidak ringan: kelelahan otot, gangguan irama jantung (aritmia), bahkan bisa mengancam nyawa. - Penderita diabetes
Meski jeruk termasuk buah dengan indeks glikemik rendah, artinya tidak cepat menaikkan gula darah, reaksi tubuh setiap orang bisa berbeda. Apalagi jika jeruk dikonsumsi bersama makanan atau minuman lain yang tinggi gula. Karena itu, penderita diabetes disarankan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menjadikan jeruk sebagai konsumsi rutin. - Orang dengan masalah pencernaan
Asam pada jeruk dapat memicu rasa perih di lambung atau memperburuk refluks asam, sehingga perlu pembatasan jumlah konsumsi.
Bijak Mengonsumsi Jeruk
Jeruk tetap merupakan buah sehat dengan banyak manfaat, mulai dari meningkatkan imunitas, menyehatkan kulit, hingga menjaga kesehatan jantung. Akan tetapi, manfaat ini hanya bisa diperoleh jika dikonsumsi dalam jumlah wajar dan tidak berlebihan.
Sebagai panduan, cukup konsumsi 1–2 buah jeruk per hari dan kombinasikan dengan buah lain seperti apel, pisang, atau pepaya agar kebutuhan nutrisi harian lebih seimbang. Dengan begitu, Anda tetap mendapatkan manfaat vitamin C, serat, dan mineral dari jeruk tanpa harus khawatir terhadap risiko efek samping.
Jeruk memang dikenal sebagai buah sehat, praktis, dan menyegarkan. Kandungan vitamin C, serat, dan nutrisi lainnya membuat buah ini sangat bermanfaat bagi tubuh. Namun, konsumsi berlebihan justru dapat menimbulkan efek samping seperti heartburn, insomnia, hingga risiko gangguan kesehatan serius pada orang dengan kondisi tertentu.
Jadi, jangan sampai pola makan sehat berubah menjadi masalah kesehatan hanya karena porsi yang tidak terkendali. Ingat, yang penting bukan hanya apa yang kita makan, tetapi juga seberapa banyak kita mengonsumsinya.
Source: cnnindonesia.com