Beranda Gaya Hidup Waspadai! 8 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Bisa Memicu Asam Lambung Naik

Waspadai! 8 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Bisa Memicu Asam Lambung Naik

2

KUBUS.ID – Naiknya asam lambung atau yang dikenal sebagai GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan salah satu gangguan pencernaan yang cukup umum, namun sering kali diremehkan. Gejalanya bisa terasa ringan, tetapi dalam banyak kasus, rasa tidak nyaman yang ditimbulkan dapat mengganggu aktivitas dan bahkan memicu kepanikan.

Bayangkan, dada terasa panas seperti terbakar, napas menjadi sesak, tenggorokan seolah ada yang mengganjal, hingga muncul nyeri menusuk di dada. Semua itu terjadi karena asam lambung naik ke kerongkongan akibat melemahnya katup esofagus, yang seharusnya berfungsi menahan asam agar tetap berada di lambung.

Kabar baiknya, sebagian besar kasus asam lambung yang kambuh sebenarnya bisa dicegah. Salah satu caranya adalah dengan mengenali dan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang tanpa disadari dapat memperburuk kondisi lambung. Berikut penjelasannya secara lebih mendalam.

1. Makan dalam Porsi Terlalu Besar

Salah satu penyebab paling umum naiknya asam lambung adalah makan berlebihan. Ketika perut terlalu penuh, tekanan di dalam lambung meningkat dan membuat katup esofagus lebih mudah terbuka. Akibatnya, asam lambung terdorong naik ke kerongkongan.

Kebiasaan ini tidak hanya memperparah gejala GERD, tetapi juga bisa menyebabkan perut terasa begah, cepat kenyang, dan mual. Solusinya, biasakan untuk makan dalam porsi kecil namun lebih sering, misalnya 4–5 kali sehari dalam porsi sedang, ketimbang 2–3 kali dalam porsi besar.

2. Langsung Tidur atau Rebahan Setelah Makan

Kebiasaan rebahan setelah makan juga menjadi penyebab utama kambuhnya asam lambung. Dalam posisi berbaring, gravitasi tidak lagi membantu menjaga agar isi lambung tetap di bawah. Akibatnya, asam bisa dengan mudah mengalir naik ke kerongkongan.

Agar hal ini tidak terjadi, beri jeda minimal 1–2 jam sebelum tidur atau berbaring setelah makan. Jika kamu memiliki kebiasaan tidur siang, lakukan dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi—misalnya menggunakan dua bantal atau mengatur sandaran tempat tidur.

3. Begadang dan Kurang Tidur

Kualitas tidur ternyata memiliki hubungan erat dengan sistem pencernaan. Penelitian dalam jurnal Gastroenterology menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memperparah gejala GERD. Ketika tubuh kekurangan waktu istirahat, sistem saraf otonom yang mengatur fungsi organ tubuh, termasuk lambung, menjadi tidak seimbang.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga rutinitas tidur yang cukup, yakni 7–8 jam per malam, serta tidur di jam yang teratur. Hindari konsumsi kafein atau makanan berat sebelum tidur agar kualitas tidur lebih baik.

4. Mengonsumsi Alkohol

Minuman beralkohol dapat mengiritasi dinding lambung dan melemahkan katup esofagus bagian bawah (LES). Saat LES melemah, asam lambung menjadi lebih mudah naik ke kerongkongan. Selain itu, alkohol juga meningkatkan produksi asam di lambung, memperburuk kondisi penderita GERD.

Jika kamu memiliki riwayat asam lambung, sebaiknya hindari alkohol sepenuhnya. Mengurangi konsumsi alkohol tidak hanya membantu mengontrol gejala GERD, tetapi juga menurunkan risiko penyakit hati dan gangguan metabolik lainnya.

5. Stres dan Tekanan Mental yang Berlebihan

Tubuh manusia memiliki hubungan erat antara pikiran dan pencernaan. Saat stres, otak mengirimkan sinyal ke sistem pencernaan yang bisa mengganggu produksi asam lambung. Tak heran jika banyak orang merasa perutnya “tidak nyaman” saat sedang cemas atau tertekan.

Sebuah penelitian dalam Psychosomatic Medicine menunjukkan bahwa stres kronis dapat memperburuk gejala GERD dan gangguan lambung lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres melalui aktivitas positif seperti meditasi, yoga, olahraga ringan, journaling, atau sekadar bersantai dengan teman dan keluarga.

6. Memakai Pakaian yang Terlalu Ketat

Meski terlihat sepele, pakaian ketat di area perut bisa meningkatkan tekanan pada lambung. Akibatnya, asam lambung terdorong naik ke atas dan memicu rasa panas di dada atau nyeri.

Bagi penderita asam lambung, hindari mengenakan pakaian ketat terutama setelah makan. Pilihlah pakaian yang longgar dan nyaman agar peredaran darah dan sistem pencernaan tidak terganggu.

7. Kebiasaan Merokok

Nikotin dalam rokok berperan besar dalam melemahkan fungsi katup esofagus. Selain itu, merokok juga meningkatkan produksi asam lambung dan menghambat proses penyembuhan jaringan di kerongkongan yang teriritasi.

Menghentikan kebiasaan merokok akan memberikan manfaat besar bagi tubuh — tidak hanya mengurangi gejala GERD, tetapi juga menurunkan risiko penyakit jantung, paru-paru, dan kanker.

8. Pola Makan Sembarangan dan Tidak Teratur

Pola makan yang tidak teratur — seperti sering menunda makan, makan tengah malam, atau mengonsumsi makanan pedas dan asam — juga bisa memperburuk kondisi asam lambung.

Namun, perlu diingat bahwa setiap penderita GERD memiliki sensitivitas yang berbeda. Beberapa orang mungkin bereaksi terhadap kopi, cokelat, atau makanan berminyak, sementara yang lain tidak. Catat makanan yang membuat gejala kambuh, dan hindari konsumsi berulang.

Naiknya asam lambung memang bisa sangat mengganggu, tetapi dengan mengubah kebiasaan sederhana, kamu bisa mengendalikan gejalanya. Perhatikan pola makan, tidur cukup, hindari stres berlebihan, dan jaga gaya hidup sehat secara konsisten.

Namun, jika keluhan asam lambung tetap sering muncul meski sudah menjaga pola hidup, segeralah konsultasi dengan dokter. Pemeriksaan lebih lanjut dapat membantu menentukan penyebab pasti dan memberikan penanganan yang sesuai.

Dengan langkah pencegahan yang tepat, kamu bisa kembali beraktivitas tanpa terganggu rasa panas di dada atau sesak akibat asam lambung.

Source: cnnindonesia.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini