Beranda Religi Tanggung Jawab Ortu ke Anak: Hindarkan Pergaulan Bebas dan Bentuk Karakter yang...

Tanggung Jawab Ortu ke Anak: Hindarkan Pergaulan Bebas dan Bentuk Karakter yang Baik

2696
Ilustrasi pergaulan via medsos

KUBUS.ID – Setiap orang tua tentu menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat, cerdas, dan berakhlak mulia. Kewajiban ini, menurut ajaran Islam, dimulai sejak anak lahir dan berlanjut hingga mereka dewasa.

Ustadz Muhammad Zainul Millah, pengasuh Pesantren Fathul Ulum, Wonodadi Blitar seperti dilansir NU Online (2/10/2024) memaparkan sejak awal, orang tua perlu memperkenalkan nilai-nilai keislaman kepada anak. Salah satu momen penting adalah saat adzan dan iqamah, di mana kalimat tauhid menjadi suara pertama yang didengar bayi. Selain itu, lingkungan pergaulan anak memegang peranan krusial dalam pembentukan karakter mereka.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW mengibaratkan sahabat yang baik dan buruk seperti pembawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Sahabat yang baik akan memberikan manfaat, sedangkan sahabat yang buruk dapat membawa pengaruh negatif.

Rasulullah saw bersabda:

إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Artinya, “Perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk adalah seperti pembawa (penjual) minyak misik (minyak wangi) dan peniup (tukang pandai) besi. Pembawa minyak misik terkadang mengoleskan minyaknya kepada kamu, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan menemukan bau yang semerbak wangi darinya. Sedangkan tukang pandai besi adakalanya ia membakar pakaian kamu ataupun kamu akan menciumi baunya yang tidak sedap.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Abu Sa’id Al-Khadimi menegaskan esensi hadist tersebut mengingatkan akan pentingnya berkumpul dengan orang-orang yang dapat mendukung baik secara agama maupun dunia. Ia mengingatkan bahwa karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman di sekitarnya.

Banyak orang tua memilih untuk membatasi pergaulan anak mereka demi menghindari pengaruh buruk. Al-Ghazali menekankan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, termasuk menjaga mereka dari lingkungan yang dapat merusak akhlak dan agama.

Menurutnya, jika anak tumbuh dengan baik, orang tua dan pendidiknya pun akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, jika anak berakhlak buruk, mereka juga akan berbagi beban dosa. Al-Ghazali menyarankan agar orang tua mengajarkan akhlak yang baik dan melindungi anak dari pengaruh negatif.

Kesimpulannya, menjaga pergaulan anak, terutama di masa pertumbuhannya, sangat penting. Karakter dan moralitas anak akan sangat dipengaruhi oleh teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Wallahu a’lam.(adr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini