Beranda Religi Begini Penjelasan Alquran dan Sains Soal Proses Terjadinya Hujan

Begini Penjelasan Alquran dan Sains Soal Proses Terjadinya Hujan

1241
sumber: pexels.com

KUBUS.ID – Musim hujan telah tiba di Indonesia, membawa dampak signifikan bagi banyak wilayah. Hujan, sebagai fenomena alam yang terjadi ketika air turun dari langit ke bumi, ternyata telah dijelaskan dalam Alquran dan sains sejak zaman dahulu.

Menurut buku “Tafsir Ilmi Air dalam Perspektif Alquran dan Sains”, yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama dan LIPI, proses terjadinya hujan merupakan bagian dari daur air yang dijelaskan secara ilmiah dan spiritual.

Proses ini dimulai dengan penguapan air yang ada di permukaan bumi. Uap air yang terangkat ke udara akan berkumpul membentuk awan. Saat kandungan uap air dalam awan mencapai titik jenuh, uap tersebut akan berkondensasi menjadi tetesan air yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan.

Di daerah dengan suhu lebih rendah dari titik beku air, proses kondensasi ini bisa menghasilkan salju atau es, yang nantinya akan mencair. Air yang terlepas dari salju atau hujan ini akan mengalir ke sungai, danau, atau rawa, kemudian menuju laut. Sebagian air juga meresap ke dalam tanah, menjadi air tanah yang tersimpan di dalam lapisan batuan dan tanah.

Seluruh proses ini, menurut penjelasan dalam buku tersebut, merupakan bagian dari siklus alam yang terjadi berulang-ulang dengan bantuan energi panas matahari, yang juga turut menguapkan air dari permukaan laut dan daratan untuk kembali mengalir ke atmosfer.

Penjelasan ini menunjukkan keselarasan antara ajaran agama dan pemahaman ilmiah mengenai fenomena alam yang sudah ada sejak lama.

Dalam Alquran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan tentang turunnya hujan:

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ

Artinya: “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS Ar-Rum: 48)

Kemudian dalam ayat lain di kitab suci Alquran, Allah Subhanahu wa Ta’ala kembali menjelaskan proses terjadinya hujan. Allah Ta’ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ

Artinya: “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS An-Nur: 43)

Sebelum penelitian modern berhasil mengungkap detail proses turunnya hujan, kitab suci Alquran yang diturunkan sekira 14 abad lalu telah menjelaskan proses tersebut. Wallahu a’lam bisshawab.(adr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini