KUBUS.ID – Kasus pencabulan yang dilakukan anggota keluarga terhadap anak di bawah umur semakin marak terjadi. Hal ini ditanggapi Psikolog sekaligus Dosen IIK Bhakti Wiyata Kediri, Rizky Aulia Fitriana, M.Psi. Kata Aulia, kasus pencabulan disebabkan multifaktor, seperti broken home, psikologis pelaku yang terganggu, dan minimnya kontrol diri.
Menurut Aulia, rata-rata pelecehan terhadap anggota keluarga terjadi di kalangan menengah ke bawah dan cenderung memilik konflik. Sehingga pelaku mencari pelampiasan. Anak di bawah umur cenderung lebih polos dalam menganalisis sikap anggota keluarga. Sehingga pelaku biasanya melampiaskan kepada anak yang masih di bawah umur.
Selain itu, psikologis dan moralitas pelaku yang rendah menyebabkan kurangnya kontrol diri, sehingga terjebak hawa nafsu. Padahal, peran masing-masing anggota keluarga sangat dibutuhkan dan saling melengkapi. Di dalam pengasuhan, ayah juga harus sadar bahwa peran dan tanggung jawabnya begitu besar. Sehingga segala perilakunya harus dikontrol.
Pendidikan seks juga penting untuk diketahui sejak dini. Meskipun, saat ini pendidikan seks dianggap tabu. Padahal dengan pendidikan seks menjadi salah satu cara untuk mengedukasi anak bahwa anggota tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh diakses orang lain.
Sebelumnya, diberitakan bahwa seorang ayah di Pagu Kediri berinisial NS diduga berkali-kali mencabuli anak biologisnya, yang masih berusia 12 tahun. Kata Kanit PPA Satreskrim Polres Kediri Ipda Heri Wiyono S.H., kejadian terjadi sejak Agustus 2024. Persetubuhan dilakukan di rumah pelaku wilayah Pagu Kediri. Diduga pelaku melakukan aksi pencabulan, karena nafsu bejatnya.(slv)