KUBUS.ID – Di tengah padatnya rutinitas harian, banyak umat Islam tanpa sadar melewatkan keistimewaan hari Jumat. Padahal, dalam Islam, hari Jumat bukanlah hari biasa—ia disebut sebagai sayyidul ayyam atau penghulu segala hari, bahkan lebih agung dari Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Hari Jumat membawa berbagai keutamaan dan anjuran ibadah yang tak ditemukan di hari lain. Dilansir dari NU Online, Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah menyebut Jumat sebagai “hari raya kaum mukmin” (‘îdul mu’minîn). Ia bahkan menganjurkan persiapan menyambut hari Jumat dimulai sejak Kamis malam, dengan mencuci pakaian, memperbanyak istighfar, dan tasbih.
Keutamaan dan Amalan Spesial Hari Jumat
Berbagai amalan dianjurkan pada hari Jumat, di antaranya membaca Surah Al-Kahfi, memperbanyak shalawat dan doa, bersedekah, membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, serta melaksanakan shalat Jumat dengan khidmat.
Tak hanya itu, hari Jumat disebut sebagai “hajinya orang-orang fakir (miskin)” karena banyak pahala yang bisa diraih tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubadah sebuah hadits:
سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.
Dalam Al-Hawi al-Kabir, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa meski shalat Jumat dilakukan pada waktu Dzuhur, mandi Jumat boleh dilakukan sejak fajar. Mandi ini menjadi simbol penyucian diri lahir dan batin. Setelahnya, disunnahkan memakai pakaian terbaik—khususnya yang berwarna putih—sebelum berangkat ke masjid.
Kesibukan kerja seharusnya tidak menghapus semangat spiritual di hari Jumat. Menyambutnya dengan persiapan lahir batin dapat menjadi momen recharge rohani di tengah tekanan duniawi.
Hari Jumat bukan sekadar akhir pekan—ia adalah hari penuh berkah yang sayang jika dilewatkan begitu saja.(adr)