Beranda Jawa Timur Akademisi Soroti Masalah Sampah: Pemerintah Harus Tegas, Masyarakat Harus Sadar!

Akademisi Soroti Masalah Sampah: Pemerintah Harus Tegas, Masyarakat Harus Sadar!

425
Gambar: Masyarakat Membuang Sampah Sembarangan. (Sumber: Infopublik.id)

KUBUS.ID – Persoalan sampah yang tak kunjung selesai mendapat sorotan dari kalangan akademisi. Kebiasaan membuang sampah sembarangan dinilai sudah menjadi bagian dari karakter masyarakat yang perlu diubah melalui pendekatan menyeluruh.

Dr. Bayu Eka Yulian, S.P., M.Si., Dosen Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, menekankan bahwa masalah sampah tidak bisa hanya diserahkan kepada satu pihak. Menurutnya, masalah sampah bukan hanya tanggung jawab masyarakat, tapi juga pemerintah sebagai pemegang kebijakan.

“Ini bukan hanya tanggung jawab masyarakat, tapi juga pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Keduanya harus jalan beriringan,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat masih terbiasa membuang sampah ke sungai, tanpa menyadari dampaknya. Sampah menumpuk di hilir dan menyebabkan banjir yang justru merugikan masyarakat sendiri.

Ia menjelaskan bahwa pengelolaan sampah seharusnya dimulai dari hulu, bukan sekadar membuang, tetapi dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai sejak awal, misalnya dengan membawa tumbler atau alat makan sendiri.

Ia juga mengingatkan agar pemerintah lebih tegas terhadap industri. Perusahaan yang buang limbah ke sungai perlu dicek Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Jangan sampai dibiarkan merusak lingkungan.

Sementara itu, Novi Catur Muspita, S.Pd., M.Si., Kaprodi Sosiologi FISIP UNISBA Blitar, juga menyampaikan keprihatinannya terhadap perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

“Perilaku ini sudah seperti kebiasaan turun-temurun. Sayangnya, banyak orang tua tidak memberi contoh yang baik kepada anak-anak,” ungkapnya.

Ia menilai bahwa kesadaran lingkungan harus dibentuk sejak dini, dimulai dari keluarga. Jika sudah terlanjur menjadi kebiasaan buruk, maka harus diatasi lewat pendekatan khusus seperti aturan, teguran, sanksi, hingga penguatan pendidikan lingkungan.

Ia menekankan bahwa pemerintah harus hadir dalam mengatasi persoalan lingkungan, namun masyarakat juga perlu memiliki rasa memiliki atau sense of belonging terhadap alam. Jika hal itu diabaikan, maka krisis ekologis dikhawatirkan akan terus terjadi.(slv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini