KUBUS.ID – Aksi kekerasan marak terjadi di masyarakat. Menurut Guru Besar Sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Dr. Wahyudi, M.Si., kekerasan secara umum disebabkan karena longgarnya kontrol sosial atau bentuk kegagalan pranata sosial dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam menerapkan norma toleransi, humanis, dan lainnya. Kegagalan tersebut menjadikan orang tidak mampu mengendalikan diri dan tidak dapat menghormati orang lain.
Kata Wahyudi, kompleksitas ini berbanding lurus terhadap keberhasilan atau kegagalan pranata sosial. Semakin banyak problematika, maka semakin banyak melahirkan anggota pelaku kejahatan atau abuse kepada orang yang dianggap lemah.
Masyarakat sudah seharusnya melakukan introspeksi dengan menghayati apa yang salah dalam struktur strata sosial di masyarakat. Sehingga, masyarakat tidak cenderung apatis apabila melihat aksi kekerasan. Jangan sampai, hanya karena kepentingan konten, aksi kekerasan malah terkesan dibiarkan.
Di sisi lain, peluang untuk hidup bersosial lebih baik tentunya masih ada. Selama manusia mempunyai hati nurani, maka dapat digunakan untuk melihat hal-hal yang baik dan dapat menghindari aksi kekerasan. Selain itu, peran penegak hukum juga harus dikuatkan. Karena kalau hukum semakin lemah, maka masyarakat akan sangat mudah melakukan beberapa pelanggaran, sehingga tidak dapat tercapainya kehidupan yang damai.(slv)