Beranda Gaya Hidup Anak Kecanduan “Gadget”, Bisakah Diatasi dengan “Hypnoparenting”?

Anak Kecanduan “Gadget”, Bisakah Diatasi dengan “Hypnoparenting”?

1492

KUBUS.ID — Ada berbagai metode pengasuhan anak yang dapat dilakukan oleh orangtua, salah satunya adalah hypnoparenting. 

Menurut psikolog Alva Paramitha, hypnoparenting adalah teknik sugesti baik yang diberikan pada anak oleh orangtua.

“Hypnoparenting adalah memberikan sugesti baik, berupa kata-kata positif pada anak,” ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Selasa (2/10/2024).

Hypnnoparenting dilakukan ketika anak sedang rileks dan tenang, biasanya sebelum tidur. Ketika dalam kondisi rileks, otak anak cenderung dipenuhi oleh gelombang theta. 

“Gelombang otak theta adalah gelombang otak yang memiliki hubungan erat dengan emosi sama daya ingat,” jelas Alfa.

Dalam kondisi tersebut, anak akan menyerap apa saja yang dikatakan kepadanya. Termasuk sugesti positif yang memberikan motivasi padanya untuk berubah. 

Hypnoparenting bisa diterapkan untuk mengatasi berbagai masalah pada anak. Lalu, apakah masalah penggunaan gadget bisa diatasi oleh hypnoparenting?

“Penggunaan gadget pada anak sebetulnya tidak bisa dengan metode tunggal seperti hypnoparenting  saja,” ungkap Alva. 

Hal tersebut dikarenakan penggunaan gadget pada anak sudah mencapai titik obsesi, yang membuat anak ketagihan dalam menggunakan gadget.

“Obsesi, ketagihan, dan kecanduan ini membuat bagian otak complicated karena ada pattern tertentu yang dibentuk dengan otak,” jelas Alva. 

Hal itu akhirnya membuat anak merasa butuh untuk menggunakan gadget secara terus-menerus. Mereka bisa marah, menangis, dan tantrum agar diberikan gadget.

Jika level kecanduannya sudah tinggi maka kecanduan gadget pada anak agak sulit bila hanya diatasi dengan hypnoparenting.

Pasalnya, hypnoparenting biasanya digunakan untuk kasus gangguan yang sifatnya ringan.

“Artinya, mungkin bisa dengan hypnoparenting, tetapi harus ditandem dengan cara lain. Misalkan terapi lain, play therapy untuk anak-anak atau conseling cognitive behaviour,” tutup Alva.

Sumber : kompas.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini