KUBUS.ID – Kepala Sektor Keuangan Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Nugroho Joko Prastowo, menjadi narasumber dalam acara media gathering dan capacity building pada 26-27 Juli 2024. Nugroho Joko Prastowo menegaskan pentingnya Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan Rasio Pendanaan Luar Negeri Bank (RPLN) untuk meningkatkan intermediasi dan menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah ketidakpastian global.
Dalam pemaparannya, Nugroho menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan berada di kisaran 4,7%-5,5%, dengan pertumbuhan kredit yang diproyeksikan mencapai 10%-12%. Kebijakan KLM dan RPLN dirancang untuk memberikan insentif kepada bank yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas, inklusif, ultra mikro (UMi), dan hijau. Hal ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Diketahui Mulai 1 Juni 2024, BI menguatkan KLM dengan memperluas cakupan sektor, termasuk sektor hilirisasi, perumahan, pariwisata, dan lainnya. Kebijakan ini juga menyesuaikan kriteria dan threshold, serta memberikan insentif tambahan bagi bank dengan kontribusi pertumbuhan kredit yang tinggi. Sementara itu, RPLN bertujuan memperkuat pendanaan luar negeri jangka pendek bank, dengan mempertimbangkan siklus keuangan dan risiko stabilitas sistem keuangan.
Nugroho menekankan bahwa langkah-langkah ini diharapkan mampu memberikan daya bangkit bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sehat dan inklusif. Dengan kebijakan ini, BI berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan kredit yang stabil, terutama di tengah tantangan global yang tidak menentu. (ssi)