KUBUS.ID – Terkait polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi, sejumlah warga Desa Kedungwaru menggeruduk SMAN 1 Kedungwaru untuk meminta transparansi data yang dinilai janggal. Warga menilai ada beberapa siswa yang diduga menggunakan alamat fiktif.
Menurut Hery Widodo, SH., MH., Pengurus Dewan Pendidikan Tulungagung, keresahan warga muncul ketika warga menemukan banyak siswa yang diterima via jalur zonasi beralamat terlampau dekat. Setelah ditelusuri, pada alamat tersebut tidak ada warga berusia sekolah yang tinggal di alamat yang terdaftar.
Pada pertemuan dengan pihak sekolah dengan warga, kata Hery, pihak sekolah masih bersikukuh bahwa tidak ada rekayasa data. Namun enggan membuka data secara transparan dengan dalih warga tidak memiliki wewenang untuk mengetahui data tersebut.
Hery menambahkan, regulasi PPDB sistem zonasi pada tahun ini mengharuskan umur KK yang didaftaran minimal satu tahun. Selain itu, data pada KK harus ada orang tua kandung sebagai kepala keluarga. Dari temuan warga, kedua syarat tersebut dinilai belum diimplementasikan. (nhd)
