
KUBUS.ID – Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung terus menggencarkan berbagai upaya untuk menekan angka kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayahnya. Melalui strategi menyeluruh yang mencakup penemuan kasus, pengobatan, pencegahan, dan keterlibatan lintas sektor, Dinkes berupaya memutus rantai penularan penyakit menular tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tulungagung, Dr. Desi Lusiana Wardhani, menjelaskan bahwa saat ini seluruh puskesmas di Tulungagung telah dilengkapi dengan alat untuk mendeteksi TBC. Langkah awal dilakukan melalui skrining dan investigasi kontak yaitu pelacakan terhadap orang-orang yang pernah berinteraksi dekat dengan pasien TBC.
“Jika ada satu kasus TBC ditemukan, kami langsung lakukan investigasi kontak. Ini penting agar penyebaran bisa segera dicegah,” kata Dr. Desi pada Rabu (22/10/2025).
Setelah penemuan kasus, langkah selanjutnya adalah penguatan diagnosis dan pemberian pengobatan secara tuntas. Dinkes juga melakukan edukasi tentang pentingnya pencegahan, salah satunya dengan melibatkan berbagai sektor di masyarakat, termasuk tokoh masyarakat, organisasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Dr. Desi mengakui tantangan besar saat ini adalah kurangnya kesadaran warga untuk memeriksakan diri. Banyak yang merasa sehat meskipun pernah berkontak langsung dengan penderita TBC.
“Sering kali, mereka menolak skrining dengan alasan merasa sehat. Padahal, TBC bisa saja menyerang tanpa gejala awal yang jelas,” tambahnya.
Padahal dalam skrining, perhatian khusus juga diberikan kepada masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta lain, karena kelompok ini lebih rentan terhadap infeksi TBC. Dr. Desi juga menegaskan bahwa saat ini TBC bisa disembuhkan, asal penderita patuh menjalani pengobatan sesuai jadwal.
TBC sendiri disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan umumnya menyerang paru-paru. Namun, penyakit ini juga bisa menyerang organ lain seperti tulang belakang, ginjal, dan otak. Penularan terjadi lewat udara, terutama saat penderita batuk atau bersin, sehingga penting untuk menghindari kontak langsung dan menjaga etika batuk.
Dinkes Tulungagung mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti batuk terus-menerus selama dua minggu atau lebih, demam, keringat malam, atau berat badan turun drastis.
“Skrining awal bisa dilakukan di puskesmas. Semakin cepat diketahui, semakin cepat bisa diobati dan disembuhkan,” pungkasnya. (far)