KUBUS.ID – Guna memastikan ketersediaan pasokan beras saat Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemkot Kediri bersama Tim Gabungan yang terdiri dari: Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Polres Kediri Kota, serta Bulog Kediri melakukan sidak di berbagai tempat, mulai Rabu (22/10) hingga Sabtu (25/10). Moh Ridwan, Kepala Disperdagin Kota Kediri mengatakan, kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini menyasar tempat-tempat, di antaranya: distributor beras, Golden Swalayan, dan pasar-pasar tradisional di Kota Kediri.
“Sidak ini kami gelar untuk mengetahui dan memastikan harga beras, khususnya dijual dengan harga dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat konsumen. Di samping itu juga untuk mengetahui kualitas beras yang didistribusikan ke masyarakat,” kata Ridwan, kamis (23/10/2025).
Berdasarkan hasil sidak, pasokan beras di Kota Kediri dalam jumlah aman dan bisa mencukupi kebutuhan Nataru, serta tidak ditemukan beras dengan kualitas di bawah standar. Beras yang dijual di pasaran memiliki tampilan cukup baik, yakni tidak ada kutu, tidak berwarna, dan tidak menggumpal.
Namun, dari segi harga, masih dijumpai pedagang yang menjualnya di atas HET. Maka dari itu Pemkot Kediri akan memberikan tindak lanjut bagi pedagang yang menjual beras di atas HET, apabila tetap diabaikan pedagang akan mendapatkan sanksi lebih tegas.
“Kami belum bisa menyimpulkan penyebab pembeli menurun, mungkin disebabkan banyaknya pedagang yang tidak hanya membeli di pasar tapi di kios/toko kampung yang menyediakan ragam kualitas mulai dari curah, medium, hingga premium, jelasnya.
Sementara itu, Un Achmad Nurdin, Kepala DKPP Kota Kediri mengatakan, pasokan beras di Kota Kediri tidak ada indikasi kelangkaan dikarenakan stok beras di distributor dalam hal ini CV Siti Oetomo dalam jumlah yang banyak. Lebih lanjut, berdasarkan tempat-tempat yang dikunjungi petugas sidak tidak mengalami kesulitas menemukan beras. Sedangkan harga beras yang dijual bervariatif, ada yang menjual di atas HET, pas HET, dan di bawah HET.
“Kami temukan di Golden Swalayan pas HET yakni Rp.14.900/kg untuk jenis premium. Di Pasar Bandar ada yang di bawah HET dan di atas HET,” terangnya.
Un Achmad berharap mudah-mudahan dengan sidak harga pangan pokok, khususnya beras harga yang dijual tidak melebihi HET yang ditetapkan pemerintah sehingga tidak memberatkan masyarakat.
Sementara itu, Etik, salah satu pedagang beras di Pasar Bandar menyambut baik langkah Tim Gabungan hari ini. Menurutnya, dengan digelarnya sidak, Pemerintah dapat berinteraksi langsung dengan pedagang, sehingga dapat mengetahui kondisi di lapangan.
“Sekarang ini tidak nyetok banyak karena pembeli berkurang meskipun harganya tetap,” terangnya.
Ia mengatakan jenis beras yang paling diminati masyarakat saat ini yakni beras premium dalam kemasan. Etik berharap setelah dilakukannya sidak, pemerintah dapat menemukan solusi sehingga konsumen di kiosnya meningkat.(atc)