KUBUS.ID – Industri jasa keuangan di wilayah OJK Kediri mencatatkan kinerja positif hingga Desember 2024, didorong oleh likuiditas yang cukup dan permodalan yang kuat. Pertumbuhan kredit perbankan mencapai 7,49% (yoy) dengan total Rp88,72 triliun, sebagian besar disalurkan untuk UMKM yang mencapai 60,31%.
Ismirani Saputri, Kepala OJK Kediri, mengatakan bahwa penyaluran kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih didominasi kepada tiga sektor ekonomi utama, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 32,06 persen, Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga (kepemilikan rumah, kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 26,73 persen, dan Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar 17,62 persen.
“Kualitas kredit atau pembiayaan yang disalurkan sektor perbankan masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,18 persen,” urai Ismi.
\Selain sektor perbankan, industri pembiayaan juga mengalami peningkatan, dengan outstanding piutang perusahaan pembiayaan mencapai Rp6,92 triliun, tumbuh 12,59% (yoy). Di sisi lain, perusahaan modal ventura mencatat penurunan tipis sebesar 0,29% (yoy) akibat ketidakpastian ekonomi yang mempengaruhi keputusan investasi.
Di sektor pasar modal, jumlah Single Investor Identification (SID) naik 17,07% (yoy), dengan reksadana sebagai instrumen investasi yang paling banyak diminati.
OJK Kediri terus mengedepankan inklusi keuangan melalui edukasi dan kolaborasi, untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan.(adr)