Beranda Gaya Hidup Kenali Konten Medsos yang Diam-Diam Merusak Hubunganmu dengan Tubuh

Kenali Konten Medsos yang Diam-Diam Merusak Hubunganmu dengan Tubuh

1330

KUBUS.ID – Media sosial kini dibanjiri tips diet dan olahraga, namun tak semuanya memberi dampak positif. Sebagian justru diam-diam mengubah cara kita memandang tubuh sendiri.

Contohnya, video “What I Eat in a Day” di TikTok yang lebih menyerupai puasa ekstrem, rutinitas olahraga berlebihan, atau konten body checking yang menyoroti bentuk tubuh secara detail. Pesan terselubungnya? Tubuh kurus adalah standar ideal, dan membatasi makan adalah hal yang patut dicontoh.

Fenomena ini dikenal sebagai sisi gelap media sosial dengan tagar #SkinnyTok, yang sempat dilarang TikTok demi menekan konten “thinspiration” berbahaya. Meski tagarnya diblokir, jenis konten tak sehat ini tetap bermunculan, memicu siklus perbandingan diri, standar kecantikan tak realistis, hingga kebiasaan makan dan olahraga yang merusak kesehatan.

Bagi remaja dan dewasa muda yang masih membentuk identitas serta harga diri, dampaknya bisa sangat serius.

Tanda Kamu Terpengaruh Konten Toksik di Medsos

Tanpa sadar, paparan konten seperti ini bisa memengaruhi kesehatan mental. Beberapa gejalanya antara lain:

  • Selalu merasa kurang — Standar kecantikan yang ditampilkan sangat sempit, membuat tipe tubuh lain terasa “tidak cukup baik.”
  • Terobsesi dengan makanan dan kalori — Pikiran terus dipenuhi hitung-hitungan asupan tanpa henti.
  • Merasa bersalah setelah makan — Rasa cemas karena mengonsumsi makanan tertentu atau melewatkan olahraga bisa menjadi tanda hubungan yang tidak sehat dengan tubuh dan makanan.
  • Mengukur pencapaian dari angka di timbangan — Kesehatan direduksi hanya pada bentuk dan ukuran tubuh, seolah nilai diri bergantung pada berat badan.

Konten seperti ini sering menanamkan pesan keliru: kita harus kurus agar disukai, dihormati, atau sukses.

Cara Mengurangi Dampak Negatifnya

  • Batasi waktu berselancar di media sosial dan hindari akun yang memicu rasa tidak cukup.
  • Blokir atau laporkan konten berbahaya terkait makanan dan tubuh.
  • Ambil jeda digital untuk mengistirahatkan pikiran dari perbandingan yang melelahkan.
  • Ingat, konten yang kamu lihat hanyalah potongan momen, bukan gambaran utuh realita.
  • Fokus pada sinyal tubuh: pilih pola makan dan olahraga berdasarkan energi, suasana hati, kekuatan, dan kenyamanan, bukan sekadar angka atau bentuk fisik.

Menghargai tubuh berarti mendengarkannya, bukan mengendalikannya dengan aturan kaku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini