Beranda Jawa Timur Kepulangan Ibu yang Bunuh Dua Anak di Manisrenggo Kota Kediri Ditolak Warga

Kepulangan Ibu yang Bunuh Dua Anak di Manisrenggo Kota Kediri Ditolak Warga

3083

KUBUS.ID – Setelah selesai menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, Kabupaten Malang, Ida (50), seorang ibu yang terlibat dalam pembunuhan dua anaknya dan diduga mengalami gangguan jiwa, kini menghadapi penolakan keras dari warga di sekitar tempat tinggalnya di Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri. Kasus ini menambah kerumitan yang harus dihadapi Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kediri.

Ida sebelumnya diduga membunuh dua anaknya, BL (14), siswa kelas 2 SMP, dan BN (7), siswa kelas 1 SD, saat mereka tengah tertidur pada dini hari, Selasa (3/9/2024). Peristiwa tragis ini mengejutkan masyarakat Kota Kediri, dan setelah penyelidikan, polisi menghentikan kasus tersebut karena pelaku diketahui mengalami gangguan jiwa.

Kendati kasus ini telah dihentikan secara hukum, dampak sosial dari peristiwa tersebut masih berlanjut. Masyarakat sekitar, termasuk keluarga Ida, menolak kehadiran kembali Ida di lingkungan mereka setelah keluar dari RSJ. Penolakan ini didasari oleh ketakutan dan trauma yang masih dirasakan warga akibat kejadian mengerikan tersebut.

Kepala Dinas Sosial Kota Kediri, Paulus Luhur Budi saat di konfirmasi Jurnalis Radio ANDIKA, Selasa siang (1/10), mengatakan bahwa penolakan terhadap Ida tidak hanya terjadi di Kelurahan Manisrenggo, namun juga di Turus, Kabupaten Kediri, tempat asal wanita tersebut.

“Masyarakat belum bisa menerima kepulangan ibu Ida. Baik di lingkungan rumahnya maupun di wilayah asal usulnya. Kami harus mencarikan tempat lain yang lebih tepat untuknya,” ujar Paulus saat diwawancarai Jurnalis Radio Andika, selasa (01/10/2024).

Menurut Paulus, Dinsos sebenarnya memiliki fasilitas berupa barak yang terletak di Kelurahan Semampir, Kota Kediri. Namun, fasilitas tersebut masih dalam tahap renovasi dan belum dapat digunakan untuk menampung Ida.

Sebagai solusi sementara, Dinsos Kota Kediri telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan muncul dua opsi lokasi penempatan Ida. Opsi pertama adalah Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Bina Laras (RSBL) di Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Opsi kedua adalah Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Perlindungan Pelayanan Sosial Anak Balita (PPSAB) di Kabupaten Sidoarjo.

“Jadi, sementara ini kami mempertimbangkan dua lokasi tersebut sebagai tempat penempatan Ida setelah keluar dari RSJ,” lanjut Budi Luhur.

Seorang tetangga Ida, yang berinisial J, membenarkan bahwa warga sekitar, terutama di Kelurahan Manisrenggo, masih diliputi rasa trauma dan kekhawatiran akan keselamatan mereka jika Ida kembali tinggal di lingkungan tersebut. Rumah Ida berlokasi dekat dengan kawasan sekolah yang banyak dilalui oleh anak-anak, dan hal ini menambah kekhawatiran warga.

“Selain trauma, kami juga khawatir kalau kejadian serupa terulang. Apalagi rumahnya dekat dengan sekolah yang banyak anak-anak lewat di sana,” ungkap J.

Penolakan warga ini merupakan manifestasi dari rasa takut yang mendalam setelah tragedi yang menewaskan dua anak tak bersalah di tangan ibu kandungnya sendiri.

Dari sisi hukum, kasus ini tidak akan dilanjutkan ke pengadilan karena pelaku dinyatakan mengidap gangguan kejiwaan. Hal ini telah sesuai dengan aturan yang berlaku, di mana orang dengan gangguan jiwa tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana.

Iptu Fathur Rozikin S.H. Kasat Reskrim Polres Kediri Kota, menjelaskan bahwa kasus ini dihentikan setelah hasil pemeriksaan kejiwaan menunjukkan bahwa Ida memang mengalami gangguan mental.

“Pelakunya adalah orang dengan gangguan jiwa dan dirawat di RSJ Lawang. Otomatis kasusnya dihentikan karena sudah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” jelas Fathur.

Peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa (3/9/2024) dini hari, ketika Ida diduga membunuh kedua anaknya yang masih kecil saat mereka tertidur di rumahnya. Warga sekitar dikejutkan dengan kejadian tersebut, dan kasus ini segera menarik perhatian masyarakat luas.

Meskipun secara hukum kasus ini telah selesai, dampak sosial dan trauma yang dirasakan masyarakat masih terasa, terutama bagi keluarga dan tetangga.(son/slv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini