KUBUS.ID – Sejumlah produsen kerupuk di Kediri mengaku kerap terganjal soal legalitas izin usaha. Akibatnya, proses pemasaran produk menjadi tidak stabil dan leluasa.
Salah satu produsen kerupuk putih atau kaleng, Aan Febriadi warga Desa Manyaran Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri mengaku dia bersama pelaku usaha kerupuk lain, beberapa kali mengalami kendala soal legalitas produksi yang berimbas kepada pengembangan dan pemasaran produk.
Untuk itu, ia membentuk Asosiasi Produsen Kerupuk Indonesia (Asproki) yang ditujukan untuk menaungi dan mendorong pelaku UMKM bidang kerupuk dalam legalitas izin usaha.
“Asproki ini untuk menyelesaikan permasalahan kita bersama, khususnya di bidang produksi kerupuk, sekaligus untuk mendorong perkembangan industri,” kata Aan, Senin (1/7/2024).
Beberapa permasalahan yang kerap dihadapi oleh produsen kerupuk adalah kepemilikan izin usaha. Padahal produk kerupuk yang dipasarkan menurut Aan cukup laris dan diminati oleh masyarakat.
Dalam jangka dekat ini, dia bersama Asproki akan mendata dan membantu perizinan bagi para produsen segala macam kerupuk, baik dari jenis kerupuk udang, kerupuk putih, kerupuk ikan, kerupuk kulit, hingga kerupuk aci hingga kerupuk sayuran yang belum mempunyai legalitas usaha.
“Program jangka pendek, tentu kita bisa bantu izin lewat asosiasi atau teman-teman yang terkena masalah hukum karena di dalam produksi banyak sekali izin yang harus dilengkapi,” ucapnya.
Tak hanya soal legalitas perizin, Asproki juga bisa ditujukan untuk pendampingan hukum terhadap para produsen kerupuk. Apabila mendapatkan permasalahan seperti perpajakan dan seputar kinerja perusahaan.
“Untuk teman-teman yang memang terkena masalah hukum, misal dari Polda turun mengecek pabrik, kita bisa pendampingan hukumnya,” ungkapnya.
