Beranda Kediri Raya Marak Pemerasan Mengatasnamakan Wartawan, Ketua PWI Kediri: Jangan Takut, Laporkan Saja!

Marak Pemerasan Mengatasnamakan Wartawan, Ketua PWI Kediri: Jangan Takut, Laporkan Saja!

1761
Bambang Iswahyoedhi Ketua PWI Kediri

KUBUS.ID – Maraknya kasus dugaan pemerasan di institusi pendidikan dengan mengatasnamakan wartawan, memicu keresahan publik. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kediri, Bambang Iswahyoedhi, angkat bicara dan meminta masyarakat tidak takut menghadapi oknum yang mengaku wartawan tapi tujuannya melakukan pemerasan.

“Jika memang ada unsur pemerasan, segera laporkan ke aparat penegak hukum. Tapi kalau itu berupa karya jurnalistik yang dinilai melanggar etika, adukan ke Dewan Pers,” tegas Bambang, Selasa (17/6).

Menurutnya, profesi wartawan adalah profesi terhormat yang dijalankan dengan kode etik dan tanggung jawab moral. Dalam Kode Etik Jurnalistik Pasal 6, dijelaskan bahwa wartawan dilarang menyalahgunakan profesi dan menerima suap dalam bentuk apa pun, termasuk uang atau fasilitas yang bisa mempengaruhi independensinya.

“Wartawan adalah pilar keempat demokrasi. Tugasnya sebagai kontrol sosial sangat penting bagi masyarakat,” tambahnya.

Bambang juga mengingatkan pentingnya mengenali identitas wartawan. Berdasarkan UU Pers No. 40 Tahun 1999, wartawan adalah orang yang secara teratur melakukan kerja jurnalistik dan tulisannya dipublikasikan di media resmi.

“Wartawan yang sah harus memiliki identitas dari media tempatnya bekerja. Jika masyarakat ragu, bisa konfirmasi ke organisasi profesi seperti PWI, AJI, IJTI dan PFI atau melalui laman resmi Dewan Pers di dewanpers.or.id,” jelasnya.

Ia mengajak masyarakat lebih kritis dan berani melaporkan jika merasa dirugikan. “Jangan takut pada wartawan. Tak semua orang yang mengaku wartawan benar-benar bekerja sesuai kode etik,” pungkas Bambang.

Sebelumnya, kasus dugaan pemerasan oleh dua orang yang mengaku wartawan terhadap SMKN 1 Kediri viral di media sosial. Tindakan itu memicu amarah dari para siswa yang lantas melakukan protes keras saat kedua oknum tersebut mendatangi sekolah. Diduga, praktik pemerasan ini juga banyak terjadi di sekolah lain.(adr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini