KUBUS.ID – Keluhan mata kering sering kali dianggap sebagai masalah ringan yang bisa diselesaikan dengan tetes mata biasa. Namun, tahukah Anda bahwa gejala ini bisa menjadi tanda awal dari penyakit autoimun yang menyerang sistem kekebalan tubuh?
Di balik rasa tidak nyaman di mata—seperti perih, gatal, sensasi terbakar, hingga mata terasa berpasir—bisa tersimpan kondisi medis serius yang melibatkan peradangan sistemik dalam tubuh. Mata, sebagai organ yang sangat sensitif terhadap perubahan dalam tubuh, sering kali menjadi cermin dari gangguan imunologis yang lebih luas.
Apa Itu Penyakit Autoimun dan Kenapa Bisa Memengaruhi Mata?
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang jaringan sehatnya sendiri. Beberapa jenis penyakit autoimun yang paling sering dikaitkan dengan mata kering adalah:
- Sindrom Sjögren: menyerang kelenjar air mata dan kelenjar ludah, menyebabkan mata dan mulut sangat kering.
- Lupus Eritematosus Sistemik (SLE): menyerang berbagai organ tubuh, termasuk jaringan mata.
- Rheumatoid Arthritis (RA): peradangan sendi yang juga dapat merusak kelenjar eksokrin seperti kelenjar air mata.
- Scleroderma: menyebabkan pengerasan jaringan dan bisa mengganggu produksi air mata.
Dalam kasus penyakit ini, kelenjar yang seharusnya memproduksi air mata akan meradang dan menyusut, menyebabkan produksi air mata menurun secara drastis. Inilah yang membuat mata terasa kering, tidak nyaman, dan kadang disertai gangguan penglihatan.
Data dan Fakta: Lebih dari Sekadar Mata Kering Biasa
Sebuah studi menunjukkan bahwa lebih dari 10 hingga 95 persen pasien autoimun mengalami gejala mata kering, tergantung jenis dan tingkat keparahan penyakit. Di sisi lain, sekitar 10 persen pasien yang awalnya mengeluhkan mata kering ternyata akhirnya terdiagnosis mengalami Sindrom Sjögren.
Namun, ironisnya, sekitar dua dari tiga kasus mata kering yang terkait autoimun tidak terdiagnosis dengan benar. Banyak pasien hanya diberi obat tetes mata sebagai solusi sementara, tanpa pemeriksaan lebih dalam mengenai kemungkinan gangguan sistemik di tubuh mereka.
Tanpa penanganan yang tepat, mata kering akibat autoimun bisa berkembang menjadi komplikasi berat, seperti:
- Luka di permukaan kornea
- Infeksi mata berulang
- Pemburukan penglihatan
- Gangguan penglihatan permanen
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Tak semua mata kering disebabkan oleh autoimun. Namun, berikut tanda-tanda mata kering yang perlu diwaspadai sebagai kemungkinan gangguan sistemik:
- Mata terasa sangat kering dan tidak membaik dengan obat tetes biasa
- Keluhan berlangsung kronis dan memburuk seiring waktu
- Disertai mulut kering, kesulitan menelan, nyeri sendi, atau kelelahan berlebihan
- Riwayat pribadi atau keluarga dengan penyakit autoimun
- Sensitivitas terhadap cahaya, mata sering merah, atau terasa seperti ada benda asing terus-menerus
Jika Anda mengalami kombinasi gejala ini, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, bukan hanya ke dokter mata, tetapi juga ke internis atau reumatolog.
Pentingnya Pendekatan Multidisiplin
Menurut Dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD-KEMD, gejala mata kering perlu dipandang sebagai bagian dari sistem tubuh yang saling berhubungan. Terlebih jika berkaitan dengan autoimun, pendekatannya harus menyeluruh. Tidak cukup hanya diberikan tetes mata, tetapi harus ada evaluasi imunologi, pemeriksaan sistemik, dan kolaborasi antardokter.
Penanganan yang efektif perlu melibatkan kolaborasi multidisiplin, yaitu antara:
- Dokter spesialis mata
- Dokter penyakit dalam
- Spesialis reumatologi
- Bila perlu, dokter gizi atau imunologi klinis
Dengan pendekatan tim medis seperti ini, pasien bisa mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan jangka panjang yang berkelanjutan, bukan hanya meredakan gejalanya saja.
Indonesia Masih Kurang Edukasi Soal Mata Kering Autoimun
Di Indonesia, angka kejadian mata kering cukup tinggi, yakni sekitar 27,5–30,6 persen, terutama di kota besar dengan cuaca panas, paparan AC terus-menerus, dan gaya hidup digital yang tinggi. Namun, data mengenai mata kering akibat autoimun seperti Sjögren masih sangat minim.
Akibat kurangnya pemahaman, banyak masyarakat yang belum tahu bahwa keluhan seperti mata kering bisa menjadi alarm awal gangguan sistemik. Edukasi menjadi sangat penting agar masyarakat bisa lebih waspada, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit autoimun.
JEC Dry Eye Service: Layanan Khusus untuk Mata Kering
Menjawab kebutuhan akan penanganan mata kering secara komprehensif, JEC Eye Hospitals and Clinics menghadirkan JEC Dry Eye Service sejak tahun 2017. Ini merupakan layanan terpadu pertama di Indonesia yang fokus menangani mata kering dengan pendekatan medis menyeluruh.
Layanan ini dilengkapi dengan:
- Teknologi diagnostik terbaru untuk evaluasi permukaan mata dan produksi air mata
- Tim dokter yang berpengalaman dan terlatih menangani kasus mata kering kompleks
- Pendekatan multidisiplin yang terintegrasi dengan layanan penyakit dalam dan reumatologi
Dengan komitmen ini, JEC tidak hanya berfokus pada kenyamanan mata, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan, termasuk mereka yang mungkin belum terdiagnosis penyakit autoimun.
Mata Kering Adalah Gejala, Bukan Sekadar Gangguan Ringan
Mata kering bukan hanya soal kenyamanan mata. Dalam banyak kasus, ini adalah sinyal tubuh sedang mengalami gangguan serius, termasuk penyakit autoimun. Edukasi, deteksi dini, dan kolaborasi dokter adalah kunci untuk memastikan keluhan ini tidak berujung pada komplikasi.
Jika Anda mengalami mata kering berkepanjangan, apalagi disertai gejala sistemik lain, jangan tunda untuk periksa. Jangan anggap sepele—karena mata adalah jendela kesehatan tubuh secara menyeluruh. (thw)