KUBUS.ID – Salah satu cara untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal adalah dengan menerapkan metode multilearning—yakni pendekatan belajar yang melibatkan berbagai jenis stimulasi sesuai dengan minat anak. Pendekatan ini dinilai efektif dalam mendukung perkembangan otak.
Menurut dr. Ian Suteja, Sp.A, seorang dokter spesialis anak, multilearning berperan penting dalam memicu proses mielinisasi, yang berkaitan erat dengan peningkatan fungsi kognitif anak. Lalu, apa sebenarnya mielinisasi?
Mielinisasi adalah proses pelapisan sel saraf dengan mielin, yaitu zat lemak yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls listrik di otak. Ketika impuls ini bergerak lebih cepat, otak menjadi lebih efisien dalam berpikir, mengingat, dan memproses informasi. Sebaliknya, tanpa mielin, impuls listrik berjalan lebih lambat, sehingga fungsi kognitif tidak berkembang secara maksimal.
Dr. Ian menjelaskan bahwa multilearning bukan hanya mendukung mielinisasi, tetapi juga membantu meningkatkan jumlah sel saraf. Kedua hal ini saling mendukung dalam mendorong perkembangan fungsi otak yang optimal.
Ia juga menekankan bahwa masa perkembangan otak paling pesat terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, dengan pertumbuhan mencapai sekitar 70–80 persen. Namun, ini tidak berarti perkembangan otak berhenti setelah anak berusia dua tahun—stimulasi tetap penting di fase berikutnya.
Selain mielinisasi, multilearning juga berperan dalam memperbanyak sambungan antarsel saraf melalui proses yang disebut sinaptogenesis. Sinaptogenesis adalah pembentukan sinapsis—yakni koneksi antara neuron—yang memungkinkan komunikasi antarbagian otak dan mempermudah pemrosesan informasi. Tanpa sinapsis yang memadai, otak tidak dapat bekerja secara efisien.
Dengan kata lain, menciptakan lingkungan belajar yang kaya akan stimulasi dan sesuai dengan minat anak sangat penting untuk mendukung proses mielinisasi dan sinaptogenesis demi perkembangan otak yang sehat dan optimal.
Sumber: kompas.com
