KUBUS.ID – Lapak kuliner di area Taman Kilisuci Pare dulu sempat berjaya dan ramai dikunjungi masyarakat saat berwisata di Masjid An Nur maupun Taman Kilisuci. Namun kini nasibnya sepi dari aktivitas jual beli dan hanya menyisakan beberapa pedagang saja.
Lokasi lapak ini terbagi menjadi dua bagian, bagian depan pinggir jalan raya yang masih ada pedagang sekitar 10 orang. Kemudian lapak bagian bawah atau Selatan yang hanya menyisakan tiga pedagang saja. Tak hanya itu, beberapa gerobak yang ditinggalkan juga nampak rusak dimakan usia ditambah kondisi lapak yang tampak tak terurus.
Salah satu pedagang lapak yang masih bertahan, Siti Qomariah mengatakan jika sepinya pedagang setelah adanya pandemi Covid 19 lalu. Perlahan pedagang yang berjualan mulai meninggalkan area lapak kuliner Taman Kilisuci Pare karena sepinya pembeli yang datang.
“Pas Covid kemarin taman ini ditutup total akhirnya kami juga tutup, setelah dibuka masih sepi pembeli akhirnya mulai pergi para pedagang,” katanya, Sabtu (8/6/2024).
Siti menambahkan dahulu sebelum Covid memang lapak tersebut selalu ramai oleh pembeli yang berkunjung ke Taman Kilisuci Pare. Saking ramainya, dalam satu area lapak bisa digunakan untuk dua orang pedagang.
Alasan Siti masih memilih berjualan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mandiri. Ketimbang harus di rumah menunggu pemberian dari sang anak.
“Dalam satu hari kami bisa dapat sekitar 20 ribu, bisa 40 ribu rupiah,” tambahnya.
Siti berharap kepada pemerintah Kabupaten Kediri untuk menambah area permainan dan mempercantik lagi wajah dari Taman Kilisuci Pare. Mengingat penghasilan para pedagang kuliner tersebut adalah dari kunjungan wisatawan di taman dan Masjid An Nur Pare.
“Nanti biar anak kecil atau sekolah ramai datang ke sini, seperti di Taman Ringin Budho Pare,” harapnya.(sya/adr)