Beranda Nasional OJK: Sektor Keuangan RI Tetap Stabil Meski Dunia Dilanda Gejolak Ekonomi

OJK: Sektor Keuangan RI Tetap Stabil Meski Dunia Dilanda Gejolak Ekonomi

1672
Konferensi pers virtual OJK

KUBUS.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil dan tangguh meski dunia dilanda ketidakpastian akibat tensi dagang global. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK yang digelar pada 30 April 2025.

“Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga, meskipun ekonomi global sedang bergejolak,” ujar Mahendra dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/5).

Mahendra menjelaskan bahwa ketegangan global, khususnya rencana Amerika Serikat memberlakukan tarif impor resiprokal terhadap Tiongkok, menjadi pemicu lonjakan volatilitas di pasar keuangan internasional. Meskipun Presiden Donald Trump menunda kebijakan tersebut selama 90 hari, dampak ketidakpastian tetap terasa luas.

Lembaga-lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO pun memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. IMF misalnya, kini memperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh 2,8% pada 2025—turun signifikan dari rerata 3,7% pada era sebelum pandemi.

Sementara itu, indikator ekonomi AS mulai menunjukkan perlambatan, meski data ketenagakerjaan masih solid. “Inflasi, kepercayaan konsumen, dan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 menandakan penurunan aktivitas,” kata Mahendra. Hal ini memicu ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed, dengan pemangkasan pertama diprediksi terjadi pada Juni.

Di sisi lain, ekonomi Tiongkok menunjukkan kekuatan pada kuartal I 2025, didukung ekspor manufaktur yang digenjot sebelum tarif AS diberlakukan. “Meskipun permintaan manufakturnya masih lesu, ada tanda-tanda perbaikan dari inflasi inti dan penjualan ritel,” tambah Mahendra.

Indonesia Masih Tangguh di Tengah Badai

Meski tekanan global meningkat, ekonomi Indonesia tetap tumbuh 4,87% pada kuartal I 2025, ditopang konsumsi rumah tangga yang kuat. Inflasi juga terkendali, dengan inflasi umum di level 1,95% (yoy) dan inflasi inti 2,5%.

Sejumlah indikator domestik seperti penjualan ritel, semen, dan kendaraan bermotor menunjukkan tren pemulihan meskipun dengan laju moderat. Dari sisi produksi, Mahendra menekankan bahwa neraca perdagangan masih mencatat surplus, dan kinerja emiten sepanjang 2024 lebih baik dari tahun sebelumnya.

“OJK terus melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi global dan domestik, termasuk stress-test untuk mengantisipasi potensi risiko,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa sektor jasa keuangan nasional tetap tangguh, dengan permodalan yang solid dan kemampuan menyerap gejolak risiko di masa depan.(adr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini