KUBUS.ID – Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agus Purwanto angkat bicara soal perbedaan penetapan hari raya Idul Adha antara Indonesia dan Saudi Arabia.
“Perbedaan penetapan hari raya Idul Adha antara Indonesia dan Saudi Arabia bukanlah hal yang baru,” kata Agus pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Karena sudah sering terjadi, umat Islam Indonesia, terkhusus dari Muhammadiyah, tidak lagi merasa kaget dengan fenomena ini. Agus menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir, pola perbedaan ini cukup bervariasi. Dua tahun berturut-turut sebelumnya, Idul Adha di Saudi Arabia bersamaan dengan Muhammadiyah tetapi mendahului Pemerintah Indonesia.
“Sebelumnya lagi, Idul Adha di Saudi bersamaan dengan Pemerintah Indonesia sementara Muhammadiyah mendahului,” kata dia. Namun, ada juga tahun di mana Muhammadiyah, Pemerintah, dan Saudi Arabia ber-Idul Adha pada hari yang sama.
Idul Adha 2024
Pada 2024 ini, Idul Adha di Saudi Arabia mendahului Muhammadiyah dan Pemerintah Indonesia. Muhammadiyah menetapkan 29 Zulqa’dah 1445 H jatuh pada Kamis, 6 Juni 2024. Namun, ketika magrib 6 Juni 2024, konjungsi belum terjadi (konjungsi baru terjadi pada pukul 19:04 WIB), sehingga siklus bulan Zulqa’dah belum berakhir.
“Dengan demikian, berdasarkan kriteria Wujudul Hilal, Zulqa’dah disempurnakan menjadi 30 hari, dan 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024, sehingga Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024,” kata dia.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia yang awal Zulqa’dahnya satu hari lebih lambat dari Muhammadiyah menetapkan tanggal 29 Zulqa’dah 1445 H jatuh pada Jumat, 7 Juni 2024.
Ketika magrib pada Jumat, 7 Juni 2024, konjungsi telah terjadi dan tinggi hilal mencapai 8 derajat 48 detik, memenuhi kriteria awal bulan versi MABIMS. Maka, Sabtu, 8 Juni 2024 ditetapkan sebagai 1 Zulhijah 1445 H, dan Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024.
Di sisi lain, Saudi Arabia menetapkan awal Zulqa’dah sama dengan Muhammadiyah, sehingga 29 Zulqa’dah 1445 H juga jatuh pada Kamis, 6 Juni 2024.
Berdasarkan perhitungan di Stellarium untuk Jeddah, matahari terbenam pada pukul 19.00 Waktu Saudi atau 23.00 WIB dan tinggi hilal 1 derajat 58 detik.
Metode hisab Saudi yang mirip dengan Muhammadiyah menggunakan Wiladatul Hilal. Karena posisi hilal positif, maka Jumat, 7 Juni 2024 sudah masuk 1 Zulhijah 1445 H. Terlebih lagi, diumumkan bahwa ada yang berhasil melihat hilal, sehingga lebih mantap menetapkan Jumat, 7 Juni 2024 sebagai awal Zulhijah, dan Idul Adha pada Ahad, 16 Juni 2024.
Kalender Hijriah Global Tunggal
Perbedaan ini tentu saja akan berdampak pada perbedaan dalam pelaksanaan puasa Arafah dan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.
“Idealnya, puasa dan wukuf di Arafah dilakukan pada waktu yang bersamaan,” kata dia. “Adanya perbedaan ini semakin menegaskan pentingnya KHGT (Kalender Hijriah Global Tunggal) yang memiliki prinsip satu hari untuk seluruh dunia, sehingga perbedaan puasa dan wukuf di Arafah tidak lagi terjadi,” kata dia.
Dengan adanya Kalender Hijriah Global Tunggal, menurutnya, umat Islam di seluruh dunia dapat merayakan hari-hari besar Islam secara serempak.
“Ini bukan hanya menyelaraskan waktu puasa dan wukuf, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di antara umat Islam di berbagai belahan dunia,” kata dia.(adr)
Copy: tempo.co