Beranda Gaya Hidup Pentingnya Sudut Tenang di Rumah untuk Menjaga Keseimbangan Emosi dan Mental

Pentingnya Sudut Tenang di Rumah untuk Menjaga Keseimbangan Emosi dan Mental

1117

KUBUS.ID – Di tengah padatnya kehidupan urban dan tingginya harga properti, banyak orang kini tinggal di hunian berukuran kecil. Rumah subsidi dengan luas 18 meter persegi misalnya, menjadi solusi populer untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, di balik efisiensi tersebut, ada kebutuhan penting yang sering kali terabaikan: privasi.

Privasi di rumah bukanlah kemewahan—melainkan kebutuhan dasar manusia untuk menjaga kestabilan emosi dan kesehatan mental. Rumah yang ideal bukan hanya sekadar tempat beristirahat secara fisik, tapi juga tempat untuk menenangkan pikiran, mengisi ulang energi emosional, dan merasa aman menjadi diri sendiri.

Mengapa Privasi Itu Penting?

Menurut psikolog klinis Divani Aery Lovian, M.Psi., dari NALA Mindspace, privasi sangat erat kaitannya dengan batasan personal. Ia menjelaskan bahwa memiliki ruang pribadi, yang tidak mudah terganggu oleh kehadiran orang lain, adalah bagian penting dari proses regulasi emosi. Dalam ruang tersebut, seseorang bisa menyimpan masalahnya sendiri, merenung, atau sekadar “bernapas” tanpa merasa diawasi.

“Ruang pribadi membantu individu untuk menenangkan diri. Ini penting agar seseorang tidak terus-menerus berada dalam mode siaga atau stres,” ungkapnya.

Ketiadaan ruang seperti ini bisa memicu ledakan emosi, karena seseorang tidak memiliki ruang untuk memproses perasaannya sendiri. Hal ini bisa menimbulkan efek domino dalam kehidupan sehari-hari—dari mudah tersinggung, kehilangan motivasi, hingga konflik dengan anggota keluarga.

Ruang Aman Bagi Jiwa

Hal senada juga disampaikan oleh Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., seorang psikolog klinis dewasa dari Jaga Batin di Bandung. Ia menyebut privasi sebagai ruang aman psikologis yang sangat personal, yang hanya bisa dibentuk oleh individu itu sendiri. Dalam ruang ini, seseorang bisa bebas mengekspresikan diri tanpa merasa dihakimi atau dipantau.

“Privasi bukan hanya soal tempat, tapi tentang rasa aman secara emosional. Ketika seseorang punya ruang pribadi, mereka bisa mengakses ketenangan, kreativitas, bahkan pemulihan diri,” jelas Adelia.

Kurangnya ruang privat sering kali menimbulkan stres tersembunyi. Banyak orang tidak menyadari bahwa kelelahan emosional mereka bisa bersumber dari rumah yang terlalu terbuka, padat, dan tidak memberi kesempatan untuk menyendiri. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berdampak pada gangguan tidur, menurunnya produktivitas, dan kestabilan suasana hati.

Menciptakan Privasi di Ruang Terbatas

Lalu bagaimana jika kita tinggal di rumah yang sempit dan tidak punya kamar sendiri? Menurut para ahli, privasi bukan hanya tentang ruangan fisik, tapi juga tentang menciptakan batasan dan waktu khusus untuk diri sendiri.

Beberapa cara sederhana untuk menciptakan privasi di rumah kecil antara lain:

  • Menentukan waktu pribadi, misalnya pagi hari atau malam hari untuk menyendiri sejenak.
  • Menggunakan pembatas ruangan seperti tirai atau rak buku untuk menciptakan sekat simbolis.
  • Memanfaatkan headphone atau earplug sebagai pelindung dari kebisingan luar.
  • Menjadwalkan “me time” secara rutin, bahkan jika hanya 15–30 menit sehari.

Dengan langkah-langkah ini, setiap penghuni rumah tetap bisa merasakan manfaat ruang pribadi meskipun tinggal di hunian terbatas.

Privasi Adalah Hak Setiap Penghuni Rumah

Kesadaran akan pentingnya privasi di rumah harus mulai ditanamkan, terutama di lingkungan padat dan keluarga besar. Memberikan ruang kepada setiap anggota keluarga—baik anak-anak, orang tua, maupun pasangan—untuk memiliki waktu dan tempat bagi dirinya sendiri adalah bentuk penghargaan terhadap kesehatan mental.

Privasi bukanlah tentang egoisme, melainkan cara sehat untuk menjaga diri agar tetap waras, stabil, dan mampu berfungsi optimal dalam relasi sosial. Karena pada akhirnya, rumah yang ideal bukan hanya yang bisa melindungi dari panas dan hujan, tapi juga mampu menjadi tempat aman untuk pulih, tumbuh, dan menjadi diri sendiri.

Sumber: cnnindonesia.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini