Beranda Gaya Hidup People Pleaser: Saat Ingin Membahagiakan Semua Orang Justru Menyakitimu Sendiri

People Pleaser: Saat Ingin Membahagiakan Semua Orang Justru Menyakitimu Sendiri

4

KUBUS.ID — Setiap orang tentu ingin disukai dan diterima oleh lingkungannya. Namun, bagaimana jika keinginan itu berubah menjadi kebiasaan yang membuatmu kehilangan jati diri?

Inilah yang disebut sebagai people pleaser — seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain, bahkan jika harus mengorbankan kebahagiaan dan kebutuhan dirinya sendiri.

Apa Itu People Pleaser?

Istilah people pleaser merujuk pada perilaku di mana seseorang sulit berkata “tidak”, mudah merasa bersalah ketika menolak permintaan orang lain, dan cenderung mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya.
Di permukaan, mereka tampak baik, ramah, dan sangat membantu. Namun di balik itu, sering tersembunyi rasa cemas, takut ditolak, dan dorongan kuat untuk selalu diterima.

Contohnya sederhana:

  • Mengiyakan permintaan teman meskipun sedang kelelahan.
  • Meminta maaf meski bukan kesalahanmu.
  • Mengubah pendapat agar tak menyinggung orang lain.
  • Menahan emosi supaya dianggap “orang baik”.

Mengapa Seseorang Jadi People Pleaser?

Ada banyak faktor yang bisa membentuk pola ini, di antaranya:

  1. Didikan masa kecil. Tumbuh di lingkungan yang menuntut kesempurnaan atau sering dikritik bisa membuat seseorang merasa harus selalu menyenangkan orang lain untuk diterima.
  2. Takut konflik. Beberapa orang merasa cemas jika berdebat atau menolak, karena khawatir akan kehilangan hubungan.
  3. Pola pikir rendah diri. Ketika seseorang merasa harga dirinya tergantung pada penilaian orang lain, ia akan terus berusaha mendapatkan validasi eksternal.
  4. Budaya dan lingkungan sosial. Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi keramahan dan kepatuhan, perilaku ini bisa tampak “normal” padahal tidak selalu sehat.

Ciri-Ciri People Pleaser

Beberapa tanda yang sering muncul:

  • Sulit mengatakan “tidak” meskipun merasa tidak sanggup.
  • Sering mengabaikan kebutuhan pribadi demi orang lain.
  • Takut dianggap egois jika menolak.
  • Selalu berusaha tampil sempurna di mata orang lain.
  • Mudah merasa bersalah atau cemas ketika membuat orang lain kecewa.
  • Merasa kelelahan secara emosional karena berusaha menjaga citra “baik”.

Dampak Menjadi People Pleaser

Sekilas, menjadi orang yang baik memang terdengar positif. Tapi jika dilakukan berlebihan, perilaku ini bisa menimbulkan banyak konsekuensi:

  • Kehilangan identitas diri. Terlalu sering menyesuaikan diri membuat seseorang lupa apa yang sebenarnya ia inginkan.
  • Kelelahan emosional. Terus memprioritaskan orang lain bisa membuat stres dan burnout.
  • Hubungan yang tidak seimbang. Orang lain mungkin terbiasa memanfaatkan kebaikanmu tanpa menghargainya.
  • Rasa tidak puas terhadap diri sendiri. Karena kebahagiaan selalu bergantung pada reaksi orang lain.

Bagaimana Cara Berhenti Jadi People Pleaser?

Perubahan tidak terjadi dalam semalam, tapi langkah kecil bisa membuat perbedaan besar:

  1. Kenali batas dirimu. Tidak semua hal harus kamu iyakan. Menolak bukan berarti jahat.
  2. Belajar berkata “tidak” dengan tenang. Misalnya, “Maaf, aku tidak bisa sekarang” — tanpa perlu merasa bersalah.
  3. Validasi dirimu sendiri. Kebahagiaanmu tidak tergantung pada penerimaan orang lain.
  4. Prioritaskan diri. Luangkan waktu untuk melakukan hal yang kamu sukai tanpa merasa bersalah.
  5. Berani hadapi konflik sehat. Tidak semua perbedaan pendapat harus dihindari. Konflik bisa jadi tanda hubungan yang jujur.
  6. Cari bantuan profesional. Jika perilaku ini sudah membuatmu kehilangan arah, berbicara dengan psikolog bisa membantu memahami akar masalahnya.

Menjadi Baik Bukan Berarti Harus Menyenangkan Semua Orang

Ada perbedaan besar antara menjadi orang baik dan menjadi people pleaser.
Orang baik berbuat dengan tulus dan sadar akan batasnya, sedangkan people pleaser melakukannya karena takut kehilangan penerimaan. Belajar berkata “tidak” adalah bentuk kasih sayang pada diri sendiri, tanda bahwa kamu menghargai waktu, energi, dan perasaanmu.

Menjadi orang yang peduli itu baik, tetapi jangan biarkan kebaikanmu membuatmu tersesat dari diri sendiri.

Kamu tidak perlu disukai semua orang untuk merasa cukup. Yang terpenting adalah menjadi jujur terhadap dirimu sendiri dan belajar menyeimbangkan antara memberi dan menjaga. (thw)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini