KUBUS.ID – Memanasnya situasi politik di Indonesia belakangan ini tidak hanya berdampak pada kondisi sosial, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan mental masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Hal ini disampaikan oleh Psikolog RS HVA Tulungrejo Pare, Kediri, Lilik Mudloyati Choiriah.
Menurut Lilik, penting bagi masyarakat untuk menjaga kestabilan psikologis agar tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang beredar di media sosial. Ia menyarankan beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari.
Kata Lilik, salah satu cara yang paling cepat untuk menenangkan diri adalah dengan teknik relaksasi 343. Tarik napas selama 3 detik, tahan selama 4 detik, lalu hembuskan dalam 3 detik. Ini bisa dilakukan kapan saja saat mulai merasa cemas atau panik.
“Salah satu cara yang paling cepat untuk menenangkan diri adalah dengan teknik relaksasi 343. Tarik napas selama 3 detik, tahan selama 4 detik, lalu hembuskan dalam 3 detik. Ini bisa dilakukan kapan saja saat mulai merasa cemas atau panik,” ujar Lilik.
Lilik juga menekankan pentingnya membatasi waktu melihat layar atau screentime, terutama saat mengakses berita politik. Menurutnya, terlalu banyak informasi justru bisa membuat seseorang menjadi stres atau menyebarkan informasi tanpa disaring terlebih dahulu. Batasi screentime maksimal 15 menit.
“Batasi screentime maksimal 15 menit. Saat waktu istirahat tidak dijaga, kita cenderung menyebarkan berita secara sembarangan tanpa berpikir. Ini sangat berbahaya,” katanya.
Kualitas tidur juga menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan mental. Lilik menyarankan agar masyarakat melakukan afirmasi positif sebelum tidur, serta menenangkan diri terlebih dahulu.
“Kita harus peka terhadap diri sendiri. Tanyakan, apakah kita masih bisa menerima informasi ini atau justru merasa tertekan?” lanjutnya.
Ia juga menyoroti meningkatnya keterlibatan anak muda dalam aksi kericuhan yang dipicu oleh FOMO (Fear of Missing Out). Lilik menilai pengawasan dan komunikasi dari orang tua sangat penting.
“Banyak pelaku kericuhan justru anak muda. Mereka ikut-ikutan karena takut ketinggalan. Orang tua harus lebih aktif mengajak anak ngobrol, tanyakan mereka mau ke mana, dan dampingi mereka dalam menerima informasi,” tegasnya.
Dengan menjaga keseimbangan emosi dan membatasi konsumsi informasi, Lilik berharap masyarakat bisa tetap sehat secara mental meskipun berada dalam situasi politik yang tidak menentu.(slv)