Beranda Uncategorized Temuan KPID Jatim, 80 Persen Radio Berjaringan Tak Penuhi Konten Lokal

Temuan KPID Jatim, 80 Persen Radio Berjaringan Tak Penuhi Konten Lokal

1678

Surabaya – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur menemukan sebanyak 80 persen Lembaga Penyiaran Swasta Radio Sistem Siaran Jaringan (SSJ) tidak memenuhi ketentuan konten lokal. Temuan ini didapatkan dari hasil monitoring isi siaran dan laporan masyarakat.

“Ini sebenarnya masalah lama karena terkait kurangnya sumber daya anggaran untuk memproduksi konten lokal. KPID Jatim bersama radio berjaringan berusaha mencari solusi yang terbaik,” kata Komisioner KPID Jatim, Koordinator Bidang pengawasan Isi Siaran, Sundari, saat berkunjung ke sejumlah LPS Radio SSJ. 

Berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran, radio SSJ wajib memenuhi konten lokal sebanyak 60 persen dari jam siaran.  Ketentuan ini untuk pemerataan pendapatan iklan, mengembangkan potensi ekonomi lokal, dan memberikan kesempatan daerah melakukan diseminasi informasi.

Kepala Stasiun Prambors Surabaya Arief Adipradana mengatakan pihaknya tidak bisa memenuhi konten lokal karena tidak ada anggaran untuk mempekerjakan penyiar dan membuat konten. Pihaknya hanya ada 6 orang yang harus memastikan Prambors Surabaya dan Delta Surabaya.

“Kami meminta penambahan ke stasiun induk, tapi di stasiun induk Jakarta juga mengalami perampingan pegawai. Terus terang, gaji kami masih dipotong,” kata Adi saat pengawasan lapangan yang dilakukan oleh KPID Jatim.

Begitu pula dengan Radio Gen Surabaya yang terpaksa merumahkan  sebagian besar pekerjanya karena keterbatasan anggaran pada Mei lalu. Program Director Gen FM Anggie Koeswinanto mengatakan saat ini mulai menata lagi program siaran. Sempat hanya menyiarkan siaran Jakarta, Gen FM Surabaya mulai lagi bersiaran lokal di sore hari.

“Promosi below the line dan media sosial mulai kami lakukan. Perlahan, kami akan mengembalikan konten lokal  seperti sebelumnnya kalau sudah membaik,” kata Anggie.

Produser sekaligus penyiar Sonora, Andre Komaruddin, mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk menghadirkan konten lokal sebanyak 60 persen. Caranya dengan memperbanyak insert yang bisa diputar berulang dan menjalin kerja sama dengan komunitas, misalnya komunitas dongeng Surabaya. Kerja sama inilah yang menghasilkan program cerita anak dan berhasil meraih Anugerah Penyiaran Ramah Anak.

Contoh dari Sonora ini disampaikan pula oleh Sundari ke radio-radio lain bila ingin memenuhi konten lokal. Beberapa radio tertarik untuk mulai bekerja sama dengan komunitas di Surabaya. Kepala Biro Elshinta Surabaya Yuyun Arbaiyah mengatakan pihaknya membuka kesempatan untuk komunitas yang ingin bersiaran selama memenuhi ketentuan P3SPS. “Kendala Elshinta karena kekurangan sumber daya manusia sehingga jadwal bergilir dengan jaringan yang lain. Kami membuka peluang komunitas lokal yang ingin bersiaran,” kata Yuyun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini