Beranda Gaya Hidup Temuan Studi: Sindrom Patah Hati Lebih Mematikan pada Pria Dibandingkan Wanita

Temuan Studi: Sindrom Patah Hati Lebih Mematikan pada Pria Dibandingkan Wanita

163

KUBUS.ID – Patah hati tidak hanya menyisakan luka emosional, tetapi juga dapat berdampak serius pada kesehatan jantung. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai Takotsubo Cardiomyopathy, atau lebih populer dengan sebutan sindrom patah hati. Meskipun sindrom ini lebih sering dialami oleh wanita, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa pria justru memiliki risiko kematian yang lebih tinggi akibat kondisi ini.

Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association, yang menganalisis data dari lebih dari 200.000 pasien dewasa di Amerika Serikat yang dirawat karena sindrom patah hati antara tahun 2016 hingga 2020. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 11 persen pria meninggal dunia akibat sindrom ini, dibandingkan dengan hanya sekitar 5 persen wanita.

Menurut laporan USA Today, gejala sindrom patah hati sangat mirip dengan serangan jantung, seperti nyeri dada tiba-tiba dan sesak napas. Kondisi ini menyebabkan gangguan sementara pada fungsi ventrikel kiri jantung—bagian yang bertanggung jawab memompa darah ke seluruh tubuh. Walaupun seringkali pasien bisa pulih, komplikasi serius tetap dapat terjadi dan bahkan berujung pada kematian.

Penelitian juga menemukan perbedaan penyebab antara pria dan wanita. Pada wanita, sindrom ini lebih sering dipicu oleh stres emosional, seperti kehilangan orang terkasih atau konflik dalam rumah tangga. Sedangkan pada pria, pemicunya lebih banyak berasal dari stres fisik, seperti operasi besar atau serangan stroke.

Lebih lanjut, News Nation melaporkan bahwa faktor sosial turut memengaruhi tingkat keparahan kondisi ini. Data dari Pew Research Center menunjukkan bahwa pria cenderung memiliki dukungan sosial yang lebih sedikit dibandingkan wanita. Kurangnya dukungan emosional ini dapat memperburuk proses pemulihan dari stres berat dan berdampak langsung pada kesehatan jantung.

Komplikasi Serius yang Dapat Terjadi

Studi ini juga mencatat berbagai komplikasi yang dialami pasien dengan sindrom patah hati, di antaranya:

  • Gagal jantung kongestif: 35,9% pasien
  • Aritmia atrium (denyut jantung tidak teratur): 20,7%
  • Syok kardiogenik (jantung tiba-tiba tidak mampu memompa darah): 6,6%
  • Stroke: 5,3%
  • Henti jantung: 3,4%

Sayangnya, selama periode studi, tingkat kematian akibat sindrom ini tidak mengalami penurunan yang signifikan. Oleh karena itu, para peneliti menekankan pentingnya peningkatan mutu perawatan, termasuk pemahaman yang lebih mendalam mengenai perbedaan hasil antara pria dan wanita.

Waspadai Gejalanya

Para ahli jantung menyarankan masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala seperti nyeri dada atau sesak napas, terutama setelah mengalami peristiwa emosional atau fisik yang berat. Gejala ini, meskipun tampak seperti reaksi stres biasa, bisa menjadi pertanda awal dari kondisi jantung serius.

Kesimpulannya, patah hati bukan sekadar urusan perasaan. Bagi sebagian orang—terutama pria—kondisi ini bisa menjadi ancaman nyata bagi kesehatan dan bahkan nyawa. Oleh karena itu, kewaspadaan dan dukungan emosional yang memadai sangat penting dalam mencegah dampak fatal dari sindrom ini. (thw)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini