KUBUS.ID – Industri hotel dan maskapai penerbangan Thailand mulai khawatir dengan pembatalan massal dari rombongan turis China untuk liburan Tahun Baru Imlek nanti. Turis China ramai-ramai membatalkan liburan ke Thailand diyakini karena kasus perdagangan manusia yang sedang hangat di Negeri Gajah Putih tersebut.
Sementara itu, pemesanan dari wisatawan independen juga melambat, lagi-lagi terjadi karena alasan keselamatan di Thailand. Minggu lalu, Eason Chan, seorang penyanyi sekaligus aktor asal Hong Kong, membatalkan konsernya di Thailand, dengan alasan masalah keselamatan penggemar asal China yang berkunjung ke negara itu.
Di sisi lain, Biro Keamanan Hong Kong mengirimkan satuan tugas ke Thailand minggu ini untuk menindaklanjuti kasus warga negaranya yang dibujuk untuk mengikuti penipuan berkedok lamaran pekerjaan di Asia Tenggara.
Sekretaris Tetap Bidang Pariwisata dan Olahraga Thailand, Natthriya Thaweevong, mengatakan bahwa pejabat keamanan Hong Kong mengonfirmasi bahwa wisatawan dari Hong Kong tidak pernah ditipu atau diculik di Thailand.
Kelompok orang yang terdampak adalah warga negara yang disewa untuk mengangkut barang ke Asia Selatan, tetapi dibujuk untuk memasuki wilayah Myanmar melalui Thailand.
Ia mengatakan, otoritas Hong Kong juga mengimbau warganya untuk berhati-hati jika didekati dan ditawari pekerjaan bergaji tinggi.
Natthriya menginformasikan bahwa Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand telah meyakinkan Hong Kong bahwa negara mereka kini tengah memperkuat langkah-langkah keselamatan dan keamanan bagi wisatawan serta menginstruksikan polisi untuk menawarkan bantuan 24 jam bagi mereka yang membutuhkan, melansir Bangkok Post.
Ketua Pemasaran di Asosiasi Hotel Thailand (THA), Prachoom Tantiprasertsuk, mengatakan bahwa hotel-hotel di destinasi utama negara, yang sebagian besar menargetkan rombongan wisatawan China mulai menerima pembatalan, khususnya di Bangkok.
Dia mengatakan dampak pada kelompok wisata lebih nyata karena perusahaan tur masih dapat membatalkan pemesanan hotel dan tiket pesawat, tidak seperti wisatawan mandiir yang pemesanannya tidak dapat dibatalkan.
Prachoom mengatakan THA kini sedang memantau situasi di hotel-hotel di seluruh negeri dan akan dapat memperkirakan dampaknya dengan lebih tepat pada hari Rabu (15/1), karena sebagian besar bisnis baru saja selesai dari libur akhir pekan dan belum adanya pergerakan jelas dari pelanggan.
Ia mengatakan operator hotel ingin pemerintah memulihkan kepercayaan wisatawan asing terhadap keselamatan mereka selama berlibur di Thailand sesegera mungkin. Hal ini demi mencegah kemungkinan penurunan dalam jangka pendek.
Kasus perdagangan manusia yang melibatkan aktor China, Wang Xing, telah membuat banyak hotel dan objek wisata lainnya resah. Padahal, sebelum kasus ini, mereka menerima pesanan yang banyak selama liburan Tahun Baru dan wilayah melaporkan peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Dia mengatakan hotel-hotel di Bangkok mencatat tingkat hunian mencapai 70 hingga 80 persen, sementara destinasi resor seperti Phuket memiliki tingkat hunian mencapai 80 sampai 90 persen.
Pembatalan juga terjadi pada maskapai penerbangan. Kepala Komersial di Thai Lion Air, Nuntaporn Komonsittivate, mengatakan telah terjadi sejumlah pembatalan besar dari grup wisata asal China.
Hal itu membuat operator tur yang sebelumnya merencanakan penerbangan carteran selama Tahun Baru Imlek ke Imlek, memutuskan untuk membatalkan program mereka karena menurunnya minat dari tamu.
Untuk mengukur dampak sebenarnya dari semua lini, ia mengatakan maskapai harus menunggu hingga akhir minggu ini karena kebijakan bebas visa antara Thailand dan China telah memungkinkan wisatawan untuk memutuskan 1 hingga 2 minggu sebelum masa liburan, yang pada tahun ini jatuh pada minggu terakhir bulan Januari.
Sementara itu, Thai AirAsia mengaku bahwa pemesanan baru dari China terus melambat per minggu ini. Pariwisata Thailand benar-benar sangat berdampak dan memiliki kekhawatiran luar biasa terhadap jumlah perjalanan wisatawan asing mereka.
Sumber: cnnindonesia.com