KUBUS.ID – Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia punya beragam masakan tradisional yang belum sepenuhnya dieksplor oleh masyarakat. Alhasil, kebanyakan makanan tersebut terasa asing dan semakin hilang karena tidak lagi hadir di tengah masyarakat. “(Makanan) Indonesia itu terlalu banyak yang kita tidak tau,” kata Chef William Wongso saat ditemui Kompas.com di Hotel Intercontinental Jakarta, Sabtu (1/6/2024).
Padahal, kata Om Will, begitu sapaan akrabnya, rasa makanan tradisional pun tidak kalah enak. Apabila tidak disajikan dengan cara kekinian, besar peluang makanan tersebut akan hilang ditelan zaman.
Maka dari itu, Om Will mencoba menghadirkan salah satu makanan tradisional dengan cara yang lebih modern ke masyarakat luas. Adapun makanan yang disajikan yaitu nasi minyak khas Jambi. Tahukah kamu apa itu nasi minyak? Nasi minyak, nasi berempah khas Jambi Berdasarkan pemaparan om Will, nasi minyak sejatinya ialah nasi putih yang dimasak bersama 12 rempah pilihan, dipadu dengan serai dan minyak samin.
Penggunaan rempah yang lengkap dan minyak samin membuat rasa nasi jauh lebih beraroma dan gurih. “Pakai sekitar 12 rempah, rempah ini direbus, kemudian air rebusan tersebut digunakan untuk menanak nasi,” kata William. Beberapa rempah yang dimaksud seperti pala, lada hitam, lada putih, kayu manis, dan cengkeh.
Penggunaan rempah pada nasi, katanya, merupakan hasil akulturasi makanan lokal dengan makanan para pendatang ke kawasan Jambi, seperti dari India dan China. Selain menggunakan rebusan air rempah, nasi minyak juga dimasak dengan susu evaporasi, tomat, dan daun kari. Sehingga, kata Om Will, rasa nasi minyak akan semakin kaya. Di Jambi, lanjutnya, nasi minyak biasanya disantap dengan daging masak hitam. Bentuknya serupa rendang, tetapi tidak menggunakan santan, melainkan menggunakan parutan kelapa yang disangrai.
“Kelapa ditumbuk lalu disangrai hingga menghitam dan berminyak, lalu dimasak. Sekarang di-upgrade dengan daging wagyu,” katanya.
Penggunaan daging wagyu pada lauk nasi minyak versi William Wongso ini dilakukan bertujuan untuk mengangkat hidangan lokal menjadi lebih ‘naik kelas’.
Di samping menggunakan daging masak hitam, William juga menghadirkan lauk tambahan seperti sambal goreng udang. Lengkap dengan pacri nanas (acar nanas), sambal goreng udang, sambal belimbing wuluh, dan sambal ijo. William berharap dengan penyajian nasi minyak kekinian versinya, dapat membuat masyarakat kembali melirik makanan tradisional.
Sumber: kompas.com