KUBUS.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan para kiai sepuh dijadwalkan bertemu di Pesantren Lirboyo, Kediri, untuk membahas polemik yang sedang terjadi di dalam internal PBNU.
Gus Yahya mengungkapkan tanggal pasti pertemuan para kiai belum disepakati, namun dipastikan yang menjadi tuan rumah adalah Pesantren Lirboyo di Kediri. Gus Yahya menegaskan, sebagai organisasi, NU telah memiliki sistem aturan atau konstitusi yang jelas. “Jadi pernyataan-pernyataan atau artikulasi-artikulasi, baik lisan maupun tertulis dari siapapun, itu semuanya harus diukur dengan aturan-aturan dan regulasi yang ada dalam sistem konstitusi organisasi,” ujar dia.
Pada acara silaturahmi yang dihadiri sekitar 50 orang kiai dari berbagai daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Sumatra Utara, Gus Yahya mengatakan para alim ulama menyesali apa yang terjadi di dalam rapat harian Syuriah beserta hasil risalahnya yang mendesak dirinya mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU.
“Semuanya menghendaki agar segala sesuatu yang jadi masalah dalam organisasi dikembalikan kepada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dikembalikan kepada sistem aturan yang ada dan walaupun ada kekurangan-kekurangan, ganjalan-ganjalan harus diselesaikan bersama tanpa mengembangkan konflik di antara jajaran kepemimpinan yang ada,” katanya.
Risalah rapat harian Syuriah PBNU ramai beredar dan menjadi perbincangan publik di media sosial. Risalah tersebut berisi keputusan Rais Aam dan Wakil Rais Aam PBNU yang meminta Yahya Cholil Staquf mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU. Rapat Harian Syuriah digelar di Jakarta, Kamis (20/11), yang diikuti 37 dari 53 orang pengurus harian syuriah PBNU. Risalah rapat ditandatangani oleh pimpinan rapat sekaligus Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.(kompas-hil)

































