KUBUS.ID – Meski masih menjadi kontroversi, rokok elektrik disebut memiliki pengaruh yang tidak kalah buruk dari rokok biasa dalam hal kesehatan. Yang terbaru, rokok elektrik juga dituduh sebagai penyebab wajah Gen Z menua dengan cepat, sekaligus menjadi penyebab kulit mereka menjadi sangat pucat.
Mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 tumbuh dewasa seiring dengan maraknya rokok elektrik, vape, atau alat penguap nikotin, yang disebut-sebut oleh produsen sebagai alternatif merokok yang aman dan bebas bau.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS menyatakan bahwa orang berusia 18 hingga 24 tahun paling banyak menggunakan rokok elektrik di antara semua orang dewasa. Sedangkan orang dewasa berusia 18 hingga 44 tahun –Gen Z dan Generasi Milenial– lebih cenderung menjadi pengguna ganda rokok elektrik dan rokok tradisional, dibandingkan dengan orang dewasa berusia 45 tahun ke atas yang umumnya memilih rokok biasa.
Selain potensi dampak mematikan dari penggunaan rokok jangka panjang, termasuk beberapa jenis kanker, diketahui juga bahwa pembakaran dan penghirupan asap tembakau dapat menyebabkan bau mulut, gigi menguning, serta kerutan dini pada kulit. Namun vape yang dijual kepada konsumen sebagai alat untuk membantu mereka menghilangkan kecanduan nikotin akhir-akhir ini disebut memiliki kandungan bahan kimia dan patogen yang juga berpotensi mematikan dalam wadah perasa mereka – yang dalam beberapa kasus menyebabkan penyakit pernafasan yang misterius.
Sekarang, vape juga dikatakan menjadi penyebab mengapa Gen Z kulitnya “menua seperti susu,” menurut ahli kulit yang berbicara kepada Daily Mail. Daya tarik vaping terletak pada desainnya yang bebas asap rokok – namun Dr. Bav Shergill, anggota British Association of Dermatologists, mengatakan bahwa nikotin di dalamnya tetap dapat merusak elastisitas kulit.
“Ya, ada hal-hal tertentu dalam asap rokok yang dapat merusak kulit. Tapi nikotin tanpa asap sekalipun adalah masalah besar, ini adalah obat adiktif yang berdampak buruk pada kulit,” kata Shergill kepada Daily Mail.
“Nikotin adalah bahan aktif yang dikaitkan dengan segala jenis masalah kulit, seperti jerawat, psoriasis, dan bruntusan,” lanjut Shergill.
Ketika kulit berulang kali dirusak oleh bahan kimia beracun, hal itu memicu sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan peradangan kronis dan memperburuk kondisi kulit tertentu termasuk psoriasis.
“Saat tubuh kita mulai meradang, suplai darah mulai meningkat, sehingga kulit menjadi bercak dan merah,” kata Shergill.
“Orang-orang yang banyak menggunakan nikotin diketahui memiliki sel-sel kulit yang lebih rusak,” Sherbill menjelaskan, “Jika kamu mempunyai dua orang anak kembar misalnya, dan salah satunya perokok, pada usia 25 kamu dapat melihat perbedaan di antara keduanya. Penuaan dimulai sejak dini karena merokok.”
Merokok dan vaping dapat membatasi aliran darah ke kulit seiring waktu yang diperlukan untuk memperbaiki dan meregenerasi sel-sel kulit yang sehat. Panas yang dihasilkan oleh perangkat ini juga dapat menyebabkan “kerusakan termal” – menyebabkan kulit dehidrasi dengan tampilan kusam, dan lebih banyak kerutan karena hilangnya kolagen di kulit. “Kolagen pada dasarnya seperti isian di kasur, jika kita menghilangkannya, kulit akan menjadi kendor seperti halnya kasur menjadi kempes,” kata Shergill.
Sumber: kompas.com