Beranda Olah Raga Media Belanda Soroti Kinerja Wasit, Usai Timnas Indonesia Kalah Lawan Irak

Media Belanda Soroti Kinerja Wasit, Usai Timnas Indonesia Kalah Lawan Irak

1280
Timnas Indonesia saat melawan Irak (Foto: voetbalprimeur.nl)

KUBUS.ID – Harapan Timnas Indonesia untuk mencatat sejarah lolos ke Piala Dunia 2026 resmi kandas usai tumbang 0-1 dari Irak dalam laga putaran keempat Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB. Gol semata wayang dari pemain Irak, Zidane Iqbal, di menit ke-76 menjadi pemutus mimpi skuad Garuda di Stadion King Abdullah Sports City.

Namun, hasil akhir pertandingan bukan satu-satunya yang menyita perhatian publik. Keputusan-keputusan kontroversial wasit asal Tiongkok, Ma Ning, menjadi bahan perbincangan hangat, bahkan memicu kritik tajam dari media internasional, termasuk media Belanda, Voetbal Primeur.

Dalam laporannya, Voetbal Primeur menilai sejumlah keputusan Ma Ning sangat merugikan Indonesia, bahkan menyebut tim asuhan Patrick Kluivert itu “seolah dirampok penalti” di detik-detik krusial laga.

Salah satu momen paling disorot terjadi pada menit ke-69. Penyerang Indonesia, Ole Romeny, dijegal oleh bek Irak, Zaid Tahseen, saat dalam posisi berpeluang mencetak gol. Meski wasit memberikan kartu kuning, banyak pihak menilai itu seharusnya kartu merah karena Tahseen adalah bek terakhir.

Kontroversi berlanjut di masa injury time. Saat Kevin Diks mencoba mengontrol umpan Jay Idzes di kotak penalti Irak, ia justru terkena sikut Zaid Tahseen. Anehnya, Ma Ning menilai insiden itu bukan pelanggaran dan enggan meninjau ulang lewat VAR. Meski Tahseen akhirnya mendapat kartu kuning kedua dan diusir keluar lapangan, potensi penalti untuk Indonesia tetap diabaikan.

Terlepas dari kontroversi wasit, penampilan Timnas Indonesia sejatinya cukup impresif. Pelatih Patrick Kluivert menurunkan sejumlah pemain naturalisasi andalan seperti Maarten Paes, Jay Idzes, Kevin Diks, Dean James, hingga Eliano Reijnders sebagai starter.

Skuad Garuda menciptakan beberapa peluang emas di babak pertama. Reijnders sempat mengancam dengan tembakan keras yang mengenai tiang, meskipun akhirnya dianulir karena offside. Zijlstra dan Diks juga nyaris membuka skor lewat serangan dari sisi sayap.

Sayangnya, efektivitas serangan menjadi persoalan. Hingga peluit panjang dibunyikan, Indonesia gagal mencetak gol balasan dan harus mengakui keunggulan Irak.

Kegagalan lolos ke Piala Dunia bukan akhir segalanya bagi Indonesia. Di tengah sorotan atas keputusan wasit dan tekanan publik, performa tim menunjukkan potensi besar untuk masa depan.

Dengan komposisi pemain muda berbakat dan sejumlah penggawa Eropa yang mulai menyatu, Timnas Indonesia punya bekal kuat untuk menatap turnamen besar selanjutnya, termasuk Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia 2030.(adr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini