Beranda Religi Mengungkap Makna Isra’ dan Mi’raj: Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW

Mengungkap Makna Isra’ dan Mi’raj: Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW

3553
Ilustrasi: freepik.com

KUBUS.ID – Isra’ dan Mi’raj merupakan peristiwa luar biasa yang memberi keistimewaan pada Nabi Muhammad SAW untuk melakukan perjalanan mulia bersama Malaikat Jibril, dimulai dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina, lalu dilanjutkan hingga Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT.

Penegasan ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Isra’ ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.   

Melansir NU Online, menurut Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari, perjalanan ini dimulai ketika Nabi Muhammad SAW tidur di sebuah kamar. Malaikat Jibril datang untuk mengeluarkan hati Nabi, menyucinya, dan mengisinya dengan iman, sebelum mengembalikannya ke tempat semula. Setelah itu, Nabi melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj dengan menaiki buraq, ditemani Malaikat Jibril, melewati langit pertama hingga ketujuh, dan bertemu dengan para nabi.

Di langit dunia, Nabi bertemu dengan Nabi Adam AS, yang diikuti pertemuan dengan Nabi Yahya, Isa, Yusuf, Idris, Harun, Musa, dan Ibrahim di langit-langit berikutnya. Di langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW akhirnya tiba di Sidratul Muntaha, tempat Nabi bermunajat kepada Allah SWT. Selanjutnya, Nabi menuju Baitul Makmur, tempat di mana setiap hari tujuh puluh ribu malaikat tawaf, dan menerima hidangan berupa arak, susu, dan madu. Nabi Muhammad SAW memilih susu sebagai simbol kemurnian dan fitrah.

Di Baitul Makmur, Allah SWT mewajibkan shalat lima puluh rakaat setiap hari. Namun, atas saran Nabi Musa, yang khawatir umat Nabi Muhammad tidak akan mampu, perintah itu kemudian diringankan menjadi lima waktu sehari. Meski demikian, Nabi Muhammad SAW tetap bersedia dan pasrah terhadap keputusan Allah.

Keesokan harinya, Nabi Muhammad menceritakan peristiwa tersebut kepada kaum Quraisy. Banyak yang menolaknya, bahkan ada sebagian yang murtad. Namun, sahabat Abu Bakar segera membenarkan kisah tersebut, membuktikan keimanan dan kesetiaannya, hingga dijuluki Abu Bakar as-Shiddiq.

Pelajaran Penting dari Peristiwa Isra’ Mi’raj:

  1. Kemuliaan Nabi Muhammad SAW
    Perjalanan ini menguatkan hati Nabi Muhammad SAW setelah kehilangan dua sosok penting, Sayyidah Khodijah dan Abu Thalib. Allah SWT menguatkan beliau dengan menunjukkan kebesaran-Nya. Bagi siapa saja yang berjuang di jalan Allah, akan diberikan kemuliaan dan keberkahan.
  2. Kewajiban Shalat Lima Waktu
    Isra’ Mi’raj mengajarkan pentingnya shalat lima waktu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Shalat yang khusyuk menuntun umat untuk hidup dalam kebajikan, menghindari hawa nafsu, dan menjaga moralitas.
  3. Pionir Perjalanan Luar Angkasa
    Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Sidratul Muntaha juga dapat dipandang sebagai perjalanan pertama menuju luar angkasa. Peristiwa ini mengingatkan umat Islam untuk terus belajar, berkembang, dan memajukan diri, baik dalam agama maupun ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang sains dan teknologi.
  4. Membela Perjuangan Agama
    Penyebutan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha dalam peristiwa ini mengingatkan umat Islam untuk membela tempat-tempat suci, terutama Masjidil Aqsha. Membela tanah suci ini sama dengan membela agama Islam itu sendiri.

Isra’ dan Mi’raj bukan hanya menjadi kenangan sejarah, tetapi juga mengandung pelajaran mendalam yang relevan untuk kehidupan umat Islam hingga kini.(adr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini